Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MEREBAKNYA kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di daerah membuat prihatin banyak pihak. Tak terkecuali di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Brebes, hingga
saat ini kasus suspek PMK mencapai 170 sapi. Padahal sebelumnya, tercatat hanya 77 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Brebes Budi Santosa
menyatakan sejak ditemukannya kasus suspek PMK 19 Mei lalu, hingga saat ini jumlahnya terus bertambah.
"Awalnya, ada laporan hewan ternak yang suspek PMK pada 19 Mei lalu, hanya ada 2 ekor di Kecamatan Ketanggungan, sekarang sudah sembuh. Tapi, kasusnya terus naik dan sampai saat ini total 170 kasus ternak yang suspek PMK," ujar Budi, Jumat (27/5).
Budi menyebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ternak ini,
sejumlah langkah strategis telah diambil. Di antaranya, menutup semua pasar hewan yang ada di Brebes.
"Pasar Hewan Bumiayu misalnya, kami tutup untuk dua pasaran. Yakni,
pada Sabtu Wage 28 Mei dan Kamis Wage 2 Juni mendatang," terang Budi.
Budi menuturkan, dari sebanyak 170 kasus suspek PMK ini, tersebar di
sembilan kecamatan. Yakni Kecamatan Salem 49 kasus dan 9 di antaranya
sembuh. Di Kecamatan Brebes 20 kasus, 8 di antaranya sembuh. Di Bulakamba 14 kasus, Ketanggungan 14 kasus dua diantaranya sembuh. Kemudian, di Tonjong 12 kasus, Bantarkawung 24, Bumiayu 31 kasus, Paguyangan 1 kasus dan Larangan 5 kasus.
"Kalau untuk kasus kematian karena PMK belum ditemukan. Tapi, memang
untuk penularannya sangat cepat," terangnya.
Polres Brebes
Untuk penanggulangan PMK, pemkab tidak sendiri. Polres Brebes juga bergerak cepat mengantisipasi penularan virus PMK.
Seperti yang dilakukan jajaran Polsek Losari Brebes yang menggelar razia di sejumlah peternakan yang ada di wilayah hukum Polsek Losari.
"Kegiatan Pengecekan Hewan Ternak Sapi di Kecamatan Losari dilakukan
kami terkait antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan
sapi," jelas Kapolsek Losari Komisaris Umi Antum Farich melalui Kanit Reskrim Inspektur Satu Tasudin, Jumat (27/5.
Tasudin menyebut saat mendatangi peternak sapi, pihaknya mengimbau untuk disediakan dan disiapkan kandang khusus untuk hewan yang terindikasi kena PMK.
"Kami juga menekankan kepada peternak atau penjual ternak untuk tidak
berlaku curang, yakni memperjualbelikan ternak yang sakit," terangnya.
Dari hasil pengecekan di peternakan sapi di sejumlah desa di Kecamatan
Losari, hingga saat ini belum ditemukan adanya hewan ternak yang sakit.
"Alhamdulillah sampai saat ini, kandang ternak sapi di sejumlah desa
di Losari belum ditemukan sapi yang tertular penyakit mulut dan kuku. Meski demikian, kami akan terus menggelar razia ternak sapi hingga Idul Adha mendatang," pungkas Tasudin. (N-2)
Kunjungan PDHI sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap upaya deteksi dini penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah diwaspadai menjelang Iduladha.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
JELANG Hari Raya Idul Adha, Pemkab Tuban, Jatim, meningkatkan pengawasan mobilitas ternak antarprovinsi.
Pemkab Bandung Barat membentuk Satgas Penanganan PMK yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI, Polri, asosiasi peternakan, dan sektor swasta.
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved