Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SEBAGAI upaya memonitoring gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kantong Habitat Sugihan - Simpang Heran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) memasang GPS Collar pada dua kelompok gajah liar.
Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata mengatakan langkah ini merupakan upaya mitigasi konflik dan sekaligus memantau efektifitas penggunaan ruang (jalur jelajah) yang kajian studi ilmiahnya sudah dilakukan bersama salah satu unit usaha APP Sinar Mas, PT OKI Pulp & Paper
Mills dan juga mitra pemasok APP Sinar Mas, PT BAP (Bumi Andalas Permai) serta PJHS (Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa) dengan asistensi FKGI (Forum Konservasi Gajah Indonesia).
Hasil kajian tersebut telah dibahas bersama pada 7 April 2022 lalu. Menindaklanjuti hal tersebut kegiatan ini adalah aksi konkret dalam meningkatkan upaya konservasi insitu untuk melestarikan gajah sumatera yang merupakan satwa prioritas terancam punah di Provinsi Sumatra Selatan.
"Proses dan tahapan pemasangan GPS Collar pada 2 kelompok gajah telah berlangsung sejak April 2022, melalui tahapan survey keberadaan kelompok gajah target, pengkondisian tim dan peralatan, serta pendekatan kepada masyarakat dan para pihak. Apresiasi disampaikan kepada para pihak atas dukungan upaya monitoring keanekaragaman hayati, khususnya keberadaan gajah
liar di wilayah konsesi, yang menjadi bagian dari keseluruhan kantong habitat gajah Sugihan-Simpang Heran. Upaya tersebut memang merupakan kewajiban bagi setiap pemegang konsesi sebagai bagian dari Corporate Biodiversity Responsibility," kata Ujang.
Syamsuardi, Ketua PJHS, menerangkan GPS Collar adalah salah satu alat yang digunakan untuk mitigasi konflik gajah dan manusia.
"Setelah gajah dipasangkan GPS Collar kita dapat mengetahui pergerakan gajah sebagai salah satu early warning system, dengan adanya informasi ini kita dapat melakukan antisipasi apabila gajah bergerak pada areal yang memiliki potensi konflik," tambah Syamsuardi.
Syamsuardi turun langsung bersama tim memantau keberadaan kelompok gajah bahwa terdapat tiga kelompok di wilayah PT BAP dan PT KEN sebagai bagian dari Kantong Habitat Gajah Sugihan - Simpang Heran yang menjadi target kelompok yang akan dilakukan pemasangan GPS Collar.
Saat ini, kelompok tersebut terpantau berada di koridor gajah sumatera Distrik Simpang Heran PT BAP. Di areal ini memang sudah menjadi jalur gajah (home range), tanpa pernah ada permasalahan baik dengan masyarakat maupun lingkungan di dalamnya.
Lokasi tersebut juga cukup mudah diakses sehingga memungkinkan untuk segera dilakukan pemasangan GPS Collar.
"Selain akses yang cukup mudah, karakter kelompok gajah tersebut berperilaku tidak agresif (tenang) terhadap interaksi dengan manusia dengan catatan masih dalam jarak aman (minimal 40 meter), bahkan ada masyarakat yang sedang memancing berseberangan dengan kelompok gajah liar tentunya ini menunjukan kepada kita keharmonisan kehidupan antara gajah liar yang dapat
berdampingan ketika kita mau berbagi ruang," kata Syamsuardi.
Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas, Jasmine N.P. Doloksaribu mengatakan, APP Sinar Mas mendukung Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan serta turut berperan aktif menjadi bagian dari program human-elephant co-existence serta pengembangan inovasi teknik mitigasi
konflik antara manusia dan gajah Sumatera yang adaptif di luar kawasan konservasi.
"Kegiatan kolaborasi program early warning system melalui pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat semakin memudahkan kita dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara Manusia-Gajah, " kata dia.
Juga strategi aksi konservasinya sesuai dengan Surat Edaran Dirjen KSDAE tahun 2021 tentang arahan pelaksanaan kegiatan prioritas pengelolaan gajah sumatera, yang sejalan dengan Sustainable Roadmap Vision 2030 dan Kebijakan Forest Conservation Policy APP Sinar Mas.
Diketahui, tim pemasangan GPS Collar ini beranggotakan orang-orang yang berpengalaman dalam penanganan gajah liar dari BKSDA Sumsel dan didukung oleh Dokter Hewan, Forum Komunikasi Mahout Indonesia, unsur APP Sinar Mas, PT. BAP, PT. KEN, Tim PJHS dengan asistensi FKGI. (OL-13)
Baca Juga: Jaga Habitat Gajah Sumatera, Dorong Penyediaan Koridor Gajah di ...
POPULASI gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Provinsi Riau terus mengalami penurunan semenjak 20 tahun terakhir dan semakin di ambang kepunahan.
Konflik antara gajah dan manusia yang menimbulkan jatuh korban jiwa itu sempat terjadi juga di kawasan yang sama pada 2021.
Jika ada habitat satwa yang akan dialihfungsikan untuk menjadi pusat kegiatan manusia, maka perlu dibuat koridor satwa liar agar meminimalisir konflik satwa dan manusia.
PADA momen perayaan Hari Gajah Sedunia pada 12 Agustus, kita diingatkan akan urgensi masa depan gajah sebagai salah satu hewan darat terbesar dan terancam di dunia.
Sesuai informasi diperoleh Media Indonesia, Sabtu (10/6), bangkai gajah betina berusia sekitar 3 tahun itu awalnya ditemukan warga pada Jumat (9/6) di dekat pinggiran hutan
Pemasangan GPS Collar dilakukan dalam upaya mitigasi interaksi negatif antara manusia dan gajah sumatera.
Ini kata BMKG. soal anggapan sebagian orang yang menganggap bahwa gempa Banyuasin tidak lazim karena terjadi di wilayah yang belum pernah terjadi gempa.
Sebayak tujuh program prioritas yang akan dijalankan dalam upaya percepatan kesejahteraan rakyat dan pembangunan di Sumatra Selatan (Sumsel).
GUBERNUR Sumsel mengaku sepakat dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto untuk mempersingkat birokrasi dan menghapus birokrasi yang bertele-tele.
GUBERNUR Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru meminta Presiden Prabowo Subianto membantu penyelesaian pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di OKU Selatan.
GUBERNUR Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, meniadakan open house pada lebaran 2025 atau Idul Fitri 1446 Hijriah dan meminta masyarakat untuk perkuat silaturahmi dengan keluarga
Sebanyak 5.815 unit rumah yang tersebar di 17 Kabupaten/kota di Sumatra Selatan (Sumsel) akan dibedah sepanjang tahun 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved