Antisipasi Ancaman PMK, Kalsel Perketat Lalu Lintas Ternak

Denny Susanto
09/5/2022 14:53
Antisipasi Ancaman PMK, Kalsel Perketat Lalu Lintas Ternak
Petugas Dinas Kesehatan memeriksa mulut dan kuku hewan ternak(ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan memperketat lalu lintas hewan ternak guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah tersebut. Kasus serangan PMK terjadi pada ribuan ternak sapi di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menginstruksikan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman PMK ternak ruminansia di Kalsel.

"Disbunnak harus segera melakukan langkah-langkah pencegahan PMK agar tidak terjadi di wilayah Kalsel," kata Sahbirin.

Lalu lintas ternak ke Kalsel sebagian berasal dari Provinsi Jawa Timur. Sebelumnya pada awal Mei 2022 ditemukan kasus PMK yang menyerang 1.247 ekor sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidarjo dan Mojokerto di Provinsi Jawa Timur.

"Kita telah menyampaikan imbauan kepada peternak, pelaku usaha ternak, pelaku usaha di bidang pengolahan daging, dan petugas kesehatan hewan agar turut waspada dan melakukan pencegahan dini penyebaran penyakit menular hewan ternak," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel Suparmi, Senin (9/5).

Baca juga: Kementan Siapkan Langkah Darurat Penanganan PMK di Jawa Timur

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Balai Veteriner Banjarbaru untuk melakukan surveilans dan deteksi dini serta berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin.

"Pengawasan lalu lintas ternak di check point yang ada di perbatasan dengan Kalteng dan Kaltim juga kita perketat," kata Suparmi.

PMK merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, babi, unta dan beberapa jenis hewan liar seperti bison, antelope dan menjangan. Hewan ternak yang terinfeksi virus ini menunjukan kepincangan, hipersalivasi (air liur menggantung), demam tinggi dan pembentukan lepuh luka di mulut, lidah, gusi, hidung, puting, dan kulit sekitar kuku.

Meski PMK tidak bersifat zoonosis (menular ke manusia) namun penyakit ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar akibat penyebaran penyakitnya mencapai 100% dan terjadi penurunan produksi serta kualitas produk.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya