Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Titik Panas Mulai Terdeteksi, Pemprov Sumsel Antisipasi Karhutla

Dwi Apriani
05/4/2022 17:19
Titik Panas Mulai Terdeteksi, Pemprov Sumsel Antisipasi Karhutla
Ilustrasi(ANTARA)

MESKI belum benar-benar masuk musim kemarau, namun titik panas (hotspot) di Sumatera Selatan sudah terdeteksi. Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatra mencatat sejak Januari hingga 4 April 2022, total hotspot di Sumsel sebanyak 1.000 titik.

Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan, khususnya April yang memasuki musim kemarau. Kepala Balai PPIKHL Wilayah Sumatra Ferdian Krisnanto mengatakan berdasarkan data, hotspot paling banyak terjadi di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 206 titik, kemudian disusul Musi Rawas Utara sebanyak 171 titik. Lalu, Musi Rawas sebanyak 141 titik.

Kemudian, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sebanyak 123 titik, Muara Enim 82 titik, OKI 56 titik, Lahat 50 titik, OKU Selatan sebanyak 48 titik, OKU 32 titik, Empat Lawang 25 titik, Banyuasin 18 titik, Prabumulih 12 titik, Ogan Ilir 12 titik, OKU Timur 12 titik, Lubuklinggau 6 titik, Pagaralam 4 titik, Palembang 2 titik. "Untuk sumsel yang kita waspadai saat ini di Muba dan beberapa titik Pali kemarin," katanya.

Ia menjelaskan memasuki musim kemarau ini, beberapa lahan ada juga yang sudah terbakar. Namun, lahan terbakar ini merupakan lahan kecil yang dibuka masyarakat.

"Saat ini tim Manggala Agni terus juga sudah bersiaga untuk memantau kondisi lahan di Sumsel. Setelah mendapat informasi, kita langsung turun ke titik panas untuk mengecek ataupun memadamkan," jelasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel telah melakukan beberapa persiapan khususnya, wilayah yang menjadi kawasan rawan sebaran titik api saat terjadi karhutla.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana BPBD Sumsel, Ansori mengatakan dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sumsel sebanyak 12 daerah menjadi kawasan titik api yang cukup besar.

"Enam daerah diantaranya perlu dilakukan antisipasi dan penanggulangan lebih masif, hal ini karena di wilayah itu didominasi dengan lahan gambut yang apabila terjadi karhutla akan lebih sulit dipadamkan dan memakan waktu yang panjang," katanya.

Adapun keenam kabupaten itu yakni, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Sebagian Ogan Ilir, Banyuasin, Pali dan juga Muara Enim. Ia
menjelaskan Sumsel sendiri hampir semua wilayah rawan karhutla, apalagi
kalau kondisi lahannya sudah kering tapi yang menjadi masalah adalah ketika lahan gambut yang terbakar sehingga penanganannya lebih ekstra dibandingkan lahan mineral.

Ansori menyebutkan personel yang akan diterjunkan jumlahnya sudah permanen yakni berkisar lebih dari 1.000 orang yang tersebar di beberapa OPD termasuk perusahaan swasta baik perkebunan maupun perusahaan hutan-hutan aman industri.

"Artinya untuk pengamanan dan mobilisasi tergantung dengan kondisi dan ekskalasi tapi untuk personel ada seribu lebih. Dan nanti akan disesuaikan lagi dengan kondisi di lapangan," bebernya.

Pihaknya juga sudah melakukan apel kesiapsiagaan personel peralatan, koordinasi operasi, pengendalian operasi pemadaman darat dan udara, operasi pemadaman darat gabungan, operasi penegakan hukum.

"Selanjutnya kami juga melakukan sosialisasi, penyebarluasan maklumat larangan membakar, aktivasi posko, patroli terpadu, teknologi modifikasi cuaca, pembuatan kanal blocking, dan audit kepatuhan perusahaan dalam kesiapsiagaan pencegahan dan pengendalian karhutla," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya