Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DAUN gelinggang (senna) menjadi salah satu komoditas ekspor hasil pertanian andalan Provinsi Kalimantan Selatan. Karantina Pertanian Banjarmasin memfasilitasi ekspor 12 ton daun gelinggang senilai Rp880 juta lebih milik PT Sarikaya Sega Utama, dengan tujuan Osaka dan Tokyo, Jepang.
Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto mengatakan Provinsi Kalsel menjadi pelopor dan satu-satunya provinsi di Indonesia yang mengekspor daun gelinggang dengan nilai ekonomi mencapai miliaran rupiah.
"Saat ini, baru Kalsel yang mengekspor daun gelinggang dan menjadi salah satu penyumbang devisa bagi negara," katanya.
Tercatat pada 2021, ekspor daun gelinggang Kalsel sebanyak 222,6 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp15,7 miliar. Sementara data sistem otomasi perkarantinaan IQFAST, hingga akhir Maret 2022 Karantina Pertanian Banjarmasin telah menyertifikasi ekspor daun gelinggang sebanyak 45 ton dengan nilai ekspor sekitar Rp2,5 miliar.
Nur Hartanto memastikan pihaknya telah melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan daun gelinggang yang dikirim dalam keadaan sehat dan bebas serangga sesuai persyaratan negara tujuan.
"Sebagai fasilitator ekspor produk pertanian, kita pastikan daun gelinggang yang diekspor ini terjamin kesehatan dan kualitasnya," tutur Nur Hartanto.
Baca juga: Kalsel Punya Hari Bekantan
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menuturkan berdasarkan data IQFAST tahun 2021, secara nasional ekspor daun gelinggang meningkat 3,2% dibanding tahun 2020.
"Daun gelinggang atau senna ini menjadi komoditas unggulan ekspor yang semakin diminati pasar global khususnya benua Asia, Amerika hingga Eropa," imbuhnya.
Seperti diketahui daun gelinggang merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk bahan pengobatan tradisional dan bahan kosmetik seperti bedak dan sabun.(OL-5)
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
KOMITMEN mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan dukungan nyata bagi para pelaku UMKMĀ ditampilkan BRI dalam kegiatan pelatihan ekspor tahun 2025.
Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) asal Bali, CV Naralia Group, ke pasar Hong Kong.
Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG),
Komoditas pangan olahan sagu milik Sasagu siap menembus pasar internasional. Beberapa produk seperti kue dan kukis telah dilirik pembeli potensial dari Australia, Jerman dan Jepang.
Kanwil Bea Cukai Jateng DIY beri fasilitas kawasan berikat ke PT Long Well untuk dorong ekspor, investasi Rp690 M, dan serapan 16.700 tenaga kerja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved