Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Tasawuf untuk Menyembuhkan Penyakit Hati

MI
24/6/2015 00:00
Tasawuf untuk Menyembuhkan Penyakit Hati
Para ulama dan guru agama di Ponpes Suryalaya terpanggil untuk mengembalikan jati diri manusia sesungguhnya dengan metode inabah.(MI/Kristiadi)

PEMILIHAN metode inabah dalam penyembuhan pecandu narkoba ini tidak lepas dari pemikiran para ulama di Ponpes Suryalaya tentang hakikat hidup manusia yang sebenarnya.

Penerus dan sesepuh Ponpes Suryalaya, KH Zaenal Abidin Anwar, memaparkan cara menyembuhkan pecandu narkoba sangat sederhana. Para ulama di Suryalaya sering menggambarkan manusia itu memiliki pemikiran dan tingkah laku yang berakhlak.

"Kalau orang menemukan sesuatu yang baik, cantik, sehat itu manusiawi. Akan tetapi, jika orang itu menemukan sesuatu yang baik cantik, tapi hatinya sakit. Gampang marah, itu bukan manusiawi. Karena hati nuraninya tidak berubah dan lebih jelek. Tempatnya menduduki api neraka," ujar Zaenal.

Hati yang tidak baik itu berpengaruh pada pola berpikir.

"Untuk itu, akal pikiran dan otak harus sehat apabila ingin mendapatkan hati nurani yang baik. Bila ingin menyehatkan pikiran dan otak, hati nurani pun harus sehat. Intinya menerima apa adanya, jujur. Itu yang terpenting," tambahnya.

Namun, faktanya mencari orang yang jujur saat ini tidaklah mudah. Banyak orang terjerat pada kehidupan yang penuh kebohongan. Padahal, lanjutnya, dalam hidup manusia itu sudah melekat tiga unsur, yakni perasaan, hati nurani, dan akal sehat. "Namun, unsur-unsur itu mulai dilupakan. Unsur nurani dan pikiran sudah tidak cocok. Hati manusia bisa lebih dari binatang.

"Hal-hal tercela itu merupakan sumber kerusakan moral dan pribadi seseorang yang bisa merusak jiwa, bahkan fisik seorang manusia. "Maka muncul istilah penyakit psikosomatis. Seperti ditegaskan Rasulullah SAW bahwa antara jiwa dan raga mempunyai keterkaitan yang erat dalam mewujudkan kesehatan seorang manusia," terangnya.

Bahkan ada hadis yang menuliskan sesungguhnya di dalam jasad manusia itu ada segumpal daging. "Jika daging itu baik, baiklah seluruh jasadnya. Sebaliknya, jika daging itu rusak, rusaklah seluruh jasadnya. Ingatlah segumpal daging itu adalah qolbu (hati)," paparnya.

Lahirlah orang-orang dengan hati tidak manusiawi lagi. Pecandu narkoba, koruptor, pembunuh, pelaku pelecehan seksual, dan penipu merupakan orang-orang yang sudah menjalani hidup tanpa hati nurani, akal sehat, dan perasaan.

Untuk itulah para ulama dan guru agama di Ponpes Suryalaya terpanggil untuk mengembalikan jati diri manusia sesungguhnya dengan metode inabah atau kembali ke jalan Allah.

Metode terapi pecandu narkoba itu menggerakkan Ponpes Suryalaya untuk ikut aktif dalam penanggulangan narkoba dengan pendekatan religius. Pencanangan keterlibatan ponpes tersebut dalam memberantas narkoba dilaksanakan bertepatan dengan milad ke-95 pada 2000.

Rehabilitasi yang digunakan dengan menggunakan ilmu tasawuf yang disebut dengan tharekat qodiyah naqsabandiyah (TQN).

TQN mengajarkan prinsip- prinsip hidup yang menekankan kestabilan jiwa. "Tahan dalam menghadapi problema hidup (sabar), mengakui dan berterima kasih atas jasa pihak lain (syukur), menerima kenyataan hidup dengan penuh kesadaran (qanaah), rela atas ketetapan Yang Mahakuasa (rida), dan menyerahkan segala hasil usaha kepada Yang Mahakuasa (tawakal)," kata Zaenal.

Sikap mental sufistik tersebut merupakan prasyarat bagi seseorang untuk merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, baik kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat. (AD/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik