Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Aksi Hijau di Jalan Tol Bali Mandara

Iis Zatnika
20/3/2022 13:10
Aksi Hijau di Jalan Tol Bali Mandara
Jalan Tol Bali Mandara(Antara/ANDIKA WAHYU)

Perjalanan Ade Yulianto, 32, pengemudi ojek daring, yang setiap hari rutin melintasi Jalan Tol Bali Mandara dari Kabupaten Badung untuk menuju Kota Denpasar, kini kian kaya cerita. Setidaknya Ade melewati jalan tol terapung di atas Laut Bali itu satu kali pulang pergi, buat berburu penumpang di Denpasar.

Sejak pekan pertama Maret, setiap memasuki Gerbang Tol (GT) Ngurah Rai, ia juga sekitar 40 ribu pengguna jalan tol sepanjang 12,7 kilometer itu akan menjumpai pemandangan baru, panel-panel surya yang terpancang di atas jalur motor. “Enak sih nantinya jadi teduh juga, lumayan lah nggak terlalu panas. Saya senang juga kalau pas dapat penumpang yang baru pertama ke jalan tol ini, bisa ajak mereka lihat keindahan panorama laut dan hutan bakau. Mereka juga biasanya heran, kok motor bisa naik tol, ya itulah istimewanya Bali, termasuk soal PLTS yang menaungi jalur motor ini,” ujar Ade yang merupakan generasi kedua dari keluarganya yang menjadi warga Benoa setelah berpindah dari Purwokerto, Jawa Tengah, ketika dijumpai di Badung, Minggu (20/3).

Kendati pembangunan panel surya mulai bergeliat, Ade yang menempuh jalan tol selama sekitar 15 menit itu merasa tak terganggu. “Sudah hampir setahun ini sering bawa penumpang yang katanya orang Jakarta, sekarang pindah ke Bali, kebanyakan pilih tinggal di Badung sini. Mereka ngekos atau sewa rumah, katanya bisa kerja jarak jauh dari sini. Semoga mereka makin betah dan Bali bisa bangkit, ramai lagi. Bali mulai bergerak, salah satunya bisa dilihat jalan tol mulai ramai dan ada beberapa pembangunan, termasuk panel surya di tol,” ujar Ade yang beberapa bulan ini mengaku kini bisa membawa pulang pendapatan bersih sedikitnya Rp100 ribu setiap harinya dengan bekerja sekitar 10 jam setiap harinya. Jumlah itu terbilang lumayan setelah sempat hanya menghasilkan ribuan atau belasan ribu saja pada bulan-bulan pertama pandemi.  

Aksi hijau sambut G20
Bali yang bergeliat, jalan tol yang kian ramai yang dirasakan Ade, juga sejalan dengan kerja keras PT Jasamarga Bali Tol (JBT), , sanak perusahaan PT Jasa Marga yang mengelola Jalan Tol Bali Mandaraalah satu infrastruktur pendukung hajat besar nasional, Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada 30-31 Oktober, di Nusa Dua. Salah satu pembenahannya adalah, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan pembangunan panel surya di jalur motor. Cara kerja sel surya dengan prinsip fotovoltaik, ketika sinar matahari dengan partikel foton kemudian menciptakan arus listrik diimplementasikan pada jalan tol yang mematok tarif mulai Rp5ribu untuk golongan VI atau sepeda motor, Rp13 ribu untuk golongan I, Rp19.500 golongan II dan III, hingga Rp25.500 untuk golongan IV dan V.

Direktur Utama PT JBT I Ketut Adiputra menyatakan PLTS itu berkapasitas maksimum 400 kilowatt-peak (kWp). Panel-panel surya yang dibangun di jalur motor yang kecepatannya diatur 25 hingga 40 km per jam itu dibangun PT Bukit Energi Investama (BEI), anak perusahaan PT Bukit Asam, mitra dengan PT JBT.

Panel-panel surya itu kini bisa ditemui usai berkendara kurang dari 2 kilometer saja dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Memasuki Gerbang Tol (GT) Ngurah Rai, panel-panel surya berukuran 2 kali 1 meter itu dipasang di atas tiang besi setinggi tiga meter. Listrik yang dihasilkan akan menjadi sumber energi bagi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), kantor operasional juga gerbang tol. Dari semula sepanjang dua meter pada saat peletakan batu pertama, Sabtu (5/3), panel-panel itu akan bertambah hingga menaungi satu kilometer di enam titik, di akses masuk dan keluar jalur motor di tiga gerbang tol Jalan Tol Bali-Mandara, sehingga selain di GT Ngurah Rai, juga akan ada di GT Nusa Dua dan GT Benoa. Total investasi yang dialokasikan PT JBT untuk aksi hijau di jalan tol dengan 14.000 ribu titik pancang yang tertanam di laut itu mencapai Rp6,5 miliar dan ditargetkan selesai awal Juli 2022.

“Sepanjang periode pembangunan PLTS, Jasa Marga menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna, khususnya pengendara motor, dengan memastikan tidak ada gangguan di lajur dan tetap beroperasi optimal sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM),” kata Ketut pada acara yang juga dihadiri Direktur Bisnis PT Jasa Marga Reza Febriano, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Rafli Yandra, Komisaris Utama PT JBT Bagus Cahya Arinta B., Direktur Utama PT Bukit Energi Investama (BEI) Zulfarli serta Gubernur Bali Wayan Koster.

Merayakan kearifan lokal
Selain mengimplementasikan energi ramah lingkungan untuk implementasik program jalan tol berkelanjutan, Jalan Tol Bali Mandara juga menyambut 1.200 delegasi dari 179 negara KTT G20 dengan mempercantik diri dengan nuansa Bali. Ornamen kearifan lokal akan dihadirkan pada tiang panel surya, lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dan gerbang tol. Selain itu, pengelola jalan tol yang menghubungkan Pelabuhan Benoa, Bandara Internasional Ngurah Rai, dan Nusa Dua itu juga akan menanam 750 ribu tanaman mangrove di perairan Laut Bali serta menghadirkan tumbuhan hias di median jalan.

“Ini juga selaras dengan salah satu dari tiga fokus agenda dalam Presidensi G20 Indonesia yaitu transisi energi berkelanjutan. PLTS ini juga turut mewujudkan upaya jalan tol berkelanjutan Jasa Marga Group,” tutur Direktur Bisnis Jasa Marga Reza Febriano.

Kekarangan, motif pada tiang panel surya yang bercat emas, menampilkan bentuk hiasan dengan suatu karangan yang mendekati bentuk-bentuk flora. Penekanan pada bagian-bagian keindahan kekarangan menjadi ucapan selamat datang disertai pesan penting, semoga selamat Sentosa, dumogi rahayu! (X-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya