Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Menteri Pertanian Puji Peran Petani Milenial di Merauke

Mediaindonesia.com
25/2/2022 09:10
Menteri Pertanian Puji Peran Petani Milenial di Merauke
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka pelatihan Sejuta Petani Milenial di Merauke, Papua.(Dok.Kementan)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa anak muda di Merauke punya kemampuan yang luar biasa dalam mengembangkan potensi pertanian, sehingga ke depan wilayah tersebut bisa menjadi salah satu lumbung pangan nasional.  Hal iti dikatakan Mentan saat membuka pelatihan Sejuta Petani Milenial dengan tema 'Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim' yang digelar secara virtual, Rabu (23/2).

Ia menyampaikan, dengan kemampuan yang dimiliki, seharusnya petani milenial di Papua bisa mengeluarkan ide terutama dalam membuat inovasi. Mereka misalnya bisa membuat pupuk organik sehingga ke depan tidak lagi bergantung pada penerimaan pupuk subsidi.

"Jangan lagi mengandalkan pupuk subsidi karena kita bisa membuat pupuk organik. Kalau ada syukur, tapi kalau tidak ada ya jalan saja terus. Saya janji saya akan datang lagi ke Merauke untuk melihat perkembangannya. Saya yakin kalian adalah harapan baru bagi pertanian Indonesia," katanya.

Menurutnya, masalah pupuk selama ini bukan hanya menjadi tanggungjawab Kementan karena mulai dari lini satu sampai kios ada di tanah BUMN dalam hal ini Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Kemudian masalah keuangan ada di ranah Kementerian Keuangan.

"Uangnya itu tidak ada di Kementan. Adanya di menteri keuangan. Oleh karena itu kalau ada distributor yang main main di sana (Merauke) sampaikan sama saya. Dan pupuk itu tidak langka bapak, yang ada jumlahnya tidak cukup atau kurang," katanya.

Meski demikian, lanjutnya, pemerintah sudah menyiapkan akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa menjadi fasilitas utama dalam memulai usaha. Bantuan ini diharapkan mampu menjadi pemicu tumbuh kembangnya sektor pertanian di Papua.

"Pertanian itu kan skala ekonominya ada. Katakanlah 1 hektare kalau menghasilkan 6 ton berarti hasilnya 30 juta. Kalian pakai pupuk dan sebagainya masih punya untung 9 juta. Lalu kalian masih ada 20 juta bisa digunakan untuk mencicil alsintan atau pembuatan pupuk. Oleh karena itu kita tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi. Kita punya akses KUR sebagai modal," katanya.

Pelatihan itu melibatkan kelompok Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI) dan insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BPPSDMP.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa pelatihan itu merupakan program reguler maksimum yang dilaksanakan Kementan dalam rangka meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh. Adapun tujuan pelatihan ini diharapkan mampu mendorong anak muda bisa beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim.

"Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1.568.483 orang bahkan lebih, yang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya," jelasnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya