Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Masyarakat Papua Mampu Menjaga Toleransi Beragama Selama 167 Tahun

Bayu Anggoro
10/2/2022 19:10
Masyarakat Papua Mampu Menjaga Toleransi Beragama Selama 167 Tahun
Umat muslim mengikuti salat Idul Fitri 1442 H di Timika, Papua(ANTARA FOTO / Sevianto Pakiding)


MENTERI Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, memberikan pujian atas kerukunan antar umat beragama di Tanah Papua.

Dikatakan Yaqut, setiap individu di Tanah Papua mengedepankan kebersamaan serta saling menghargai perbedaan dalam berkeyakinan.

Kerukunan antar umat beragama di Papua sudah terjalin dengan baik. Pujian ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan secara
virtual, pada Perayaan Ibadah ucapan syukur Hari Pekabaran Injil (HPI)
ke-167 tahun, Sabtu (5/2).

Momentum ini merupakan kali pertama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas,
memberikan sambutan lewat videonya yang berdurasi 5 menit. Kegiatan itu
disambut antusias oleh warga, dan dihadiri Sekitar 3.000 umat di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP).

Menyikapi sambutan Menag, Presiden Sinode GIDI (Gereja Injili di
Indonesia), Pendeta Dorman Wandikbo, menuturkan bahwa masyarakat di Papua cinta damai. Selama 167 tahun, sejak Injil pertama kali masuk ke Papua, belum pernah terjadi konflik agama.

"Jujur kami di Papua cinta damai, dan sampai di hari ini terhitung Injil masuk di Papua hingga sudah mencapai 167 tahun, kami tidak mengalami konflik agama. Untuk itu Indonesia harus belajar dari kami orang Papua, bagaimana memelihara toleransi hidup beragama di atas tanah ini," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (10/2).

Senada dengan itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Jhony
Banua Rouw, mengatakan, situasi dan kondisi masyarakat Papua yang
menjunjung tinggi semangat toleransi dalam berbagai kehidupan perlu
untuk terus dijaga, karena ini adalah modal besar dalam membangun Papua
yang damai, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan.

"Ini yang kami mau sampaikan bahwa daerah lain harus mencontoh kami," kata Rouw.

Lebih lanjut Rouw menyatakan umat Kristiani sebagai umat mayoritas di
Papua sangat berperan besar menjaga kerukunan hidup antar umat beragama.

"Bahkan, pada saat Idul Fitri, pemuda Kristen menjaga umat muslim yang
beribadah. Sebaliknya, pada saat Natal, pemuda muslim terlibat menjaga
kedamaian ibadah Natal," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya