Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dama Kara Rangkul dan Berdayakan Penyandang Autis Agar Terus Bekarya

Bayu Anggoro
14/1/2022 22:45
Dama Kara Rangkul dan Berdayakan Penyandang Autis Agar Terus Bekarya
Hasil karya penyandang autis yang diangkat oleh Dama Kara(DOK/DAMA KARA)


BERAWAL dari keyakinan bahwa setiap orang memiliki keistimewaan
yang dimiliki masing-masing, Dama Kara terlahir.

Kelahirannya tidak lepas dari tangan dua pengusaha muda, yakni Nurdini Priastiti dan Sanaya Ratu Saphira. Kini, keduanya tercatat sebagai founder Dama Kara.

Mereka berkomitmen untuk mengangkat karya yang dihasilkan para
penyandang autis secara tradisional pada volume ganjil dan mendukung
terapi menggambar bagi mereka.

Nurdini mengatakan, karya Dama Kara terbagi menjadi koleksi kolom ganjil dan genap.

Kolom ganjil antara lain beragam kain tradisional, salah satunya batik.
Selanjutnya, hasil penjualan kain tersebut digunakan untuk mendukung
terapi penyandang autis lainnya.

"Jadi teman-teman penyandang autis ini bisa terapi secara gratis,"
katanya di Bandung, Jumat (14/1).

Dukungan terapi tersebut berupa tenaga pengajar, alat-alat yang digunakan untuk menggambar dan sebagainya.

Selanjutnya, hasil karya gambar penyandang autis akan dikurasi untuk
dimasukan  ke dalam volume genap.

"Koleksi 1,3,5 (ganjil) merupakan kain tradisional. Sementara 2,4,6 (genap) merupakan hasil karya teman-teman penderita autis. Di kategori ini, penderita autis akan mendapatkan royalti dari hasil karnyanya tersebut sehingga mereka memiliki penghasilan setiap bulan,"jelasnya

Sejauh ini, kata Nurdini, sudah sekitar 50 penyandang autis sedang
mengikuti pelatihan mendesain kain batik. Sementara untuk karya-karya
yang sudah diangkat menjadi motif baju baru 4 orang.

"Program ini digulirkan sejak awal berdiri Dama Kara yakni dua tahun
yang lalu," katanya.

Dia mengakui jika promosi yang dilakukan di sosial media tidak memberitahukan kepada calon pembeli bahwa produk yang mereka pakai merupakan hasil karya penyandang autis.

Umumnya para calon pelanggan baru mengetahui setelah membeli produk
bahwa baju yang mereka pakai merupakan buah tangan penyandang autis.
 
"Kita ingin pelanggan beli produknya bukan karena kasihan tapi lebih
karena mereka suka dengan bajunya. Setelah para pembeli tahu biasanya
mereka menyebarkan infonya ke calon pembeli lainnya," ungkap Nurdini.


Dama Kara berharap akan terlahir kebanggaan dan apresiasi terhadap
penyandang autis dari keluarga dan lingkungan sekitar.

"Melalui langkah kecil ini, kami berharap bisa merangkul rekan-rekan istimewa lainnya untuk berkarya melalui Dama Kara. Kami percaya, berkarya tak mengenal keterbatasan," tegasnya.

Berkenaan dengan motif maupun desain, Dama Kara tidak tergantung pada
trend yang sudah ada. Meski demikian, lanjut Nurdini, sebagai pengusaha tidak tertutup kemungkinan melihat tren busana yang sedang berjalan, misalnya pemilihan warna.

Termasuk mempertahankan motif yang menjadi permintaan dari  pelanggan
setia Dama Kara.

"Kita lihat dulu apa yang kita punya kemudian kita angkat. Inginnya  kita yang menjadi tren bukan kita yang ngikutin tren. Ini menjadi salah satu strategi bisnis kita juga," ungkapnya

Sementara founder Dama Kara lainnya, Sanaya Ratu Saphira mengatakan ke depan pihaknya berharap semakin banyak melibatkan teman-teman penyandang autis .

"Sekarang baru Bandung dan Magelang. Mudah-mudahan ke depan ada di kota lain sehingga bisa mendukung penyandang autis di kota-kota lainnya," jelasnya

Dama Kara, lanjut Sanaya, memiliki offline store yang di dalamnya terdapat workshop, sehingga memberikan kesempatan bagi penyandang autis lainnya untuk mengikuti terapi. Sementara untuk penjualan produk Dama Kara sudah tembus pasar manca negara di antaranya Singapura, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Australia dan Brazil.

"Kita bekerja sama dengan Kemendag ikut mensuport Dubai Ekspo
kemarin," ujarnya.

Khusus untuk 2022, lanjut Sanaya, Dama Kara menyelenggarakan private soiree Welcoming 2022: The Launch of Dama Kara Hapsari di Nara Park, Bandung.

Pada acara tersebut Dama Kara mengundang KOL, Teman Prita, dan juga Teman Dama Kara yang sudah setia menemani Dama Kara selama 2 tahun perjalanan.

Acara ini juga bekerja sama dengan TYU, The Daily Miami, Botanina, dan
Keluarga Keboen. Sebelum acara berlangsung, dilaksanakan swab test
terlebih dahulu agar memastikan bahwa semua audiens sedang dalam kondisi yang baik.

Dalam launching Dama Kara Hapsari diselenggarakan pergelaran trunk show
koleksi Dama Kara Hapsari. Selain itu juga diadakan workshop Making
Roll On with Botanina
yang diselenggarakan oleh Botanina bagi semua
peserta.

"Adanya acara ini diharapkan nilai dari koleksi Dama Kara Hapsari bisa lebih sampai kepada audiens," pungkasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya