Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
WARGA yang ada di kepulauan di pesisir pantai Utara Pulau Flores harus bermalam di atas bukit. Hal ini dikarenakan mereka masih takut adanya tsunami pasca gempa 7,4 yang melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa siang (14/12).
Camat Alok, Pet Rodriguez kepada mediaindonesia.com, Selasa (14/12) malam mengatakan warganya yang ada di kepulauan yakni Pulau Sukun dan Pulau Pemana harus bermalam di atas bukit atau ketempat yang lebih tinggi. Hal karena merekaa masih ketakutan pasalnya ada gempa susulan yang terjadi pada sore harinya.
"Kalau di Pulau Pemana itu, sorenya warga sudah turun ke rumah. Tetapi gempa susulan lagi, warga naik ke bukit lagi untuk antisipasi dan waspada. Mereka takut Tsunami. Jadi malam ini mereka bermalam di atas bukit," papar dia.
Selain pulau Pemana, kata dia, hal ini juga terjadi di Pulau Sukun. Warga juga harus bermalam di atas bukit yang ada di Pulau tersebut.
"Warga yang di Pulau Sukun saat ini semuanya bermalam di atas bukit. Saya hanya takut di Pulau Pemana tepat di daerah Gunung Sari. Itu yang kuartir karena daerah itu rata dan dekat dengan laut. Tetapi mereka semua sudah ada di bukit dan bermalam di sana," papar Camat Alok.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di wilayah Kecamatan Alok Timur, tepatnya di Pulau Kojadoi. Warga di sana memilih bermalam diatas kapal. Selain juga ada yang bermalam di atas bukit.
Kepala Desa Kojadoi, Hanawi mengatakan, sejak siang tadi hingga Selasa (14/12) malam, sebagian besar warga Desa Kojadoi masih tetap bertahan di atas kapal dan perahu mereka.
"Mereka masih trauma dengan tragedi 1992, karena kalau di sebelah Utara pulau kecil ini kan aman karena waktu tahun 1992 itu kan di sebelah Selatan, jadi berangkat dari pengalaman tahun 1992 itu, warga waktu itu selamat karena mereka naik ke perahu semua," ujar Hanawi.
Terkait kondisi warga dan bangunan, Hanawi mengaku dirinya belum mendapatkan data korban, namun kondisi bangunan, terdapat satu bangunan umum milik pemerintah desa yang biasa digunakan untuk tempat pertemuan dan acara-acara warga, tampak retak.
Terkait kebutuhan bahan makanan, Hanawi mengatakan hingga saat ini masih bisa ditanggulangi, namun dirinya belum bisa memastikan ketersediaan bahan makanan hingga besok apabila warga belum kembali ke rumah masing-masing.
"Sejak gempa tadi siang sampai dengan malam ini, masyarakat Koja Doi masih bertahan di atas kapal. Ada juga yang mengungsi ke atas bukit dan yang lainnya ke pulau besar," ujar dia.
Selain warga kepulauan, ada juga warga dari Kelurahan Kota Uneng sekitar 70 orang. Mereka mengungsi di atas bukit tepatnya di Desa Nilo, Kecamatan Nita guna mengantisipasi terjadinya gempa susulan.
Dilokasi tersebut, terlihat sangat gelap. Warga hanya menggunakan satu lampu yang ditarik dari rumah warga di sekitar lokasi mengungsi. Selain itu terdapat, tiga tenda terbuat dari terpal sebagai tempat beristirahat malam ini. (OL-13)
Gempa bermagnitudo 5,4 mengguncang gugusan Kepulauan Tokara di Prefektur Kagoshima, Jepang barat daya, pada Sabtu (5/7).RR
Badan Meteorologi Jepang (JMA) membantah keterkaitan antara rangkaian gempa bumi dan ramalan bencana yang muncul di sebuah cerita manga karya Ryo Tatsuki dengan judul The Future I Saw.
Pemerintah Jepang mulai melakukan evakuasi terhadap warganya yang tinggal di pulau-pulau barat daya akibat gempa yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Dilaporkan terpantau embusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari dasar Kawah Ratu
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 di wilayah lepas Pantai Timur Sarangani, Provinsi Davao Occidental, Filipina Selatan
Salah satu ancaman gempa bumi besar di Jawa Barat ialah di patahan Sesar Lembang. Sesar ini jika bergerak berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Kematian tragis ibu hamil Maria Yunita dan bayinya di Kabupaten Sikka, NTT, memicu kecaman keras dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025.
Sebanyak empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual di balik kasus Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Nangahale di Kecamatan Talibura, Kabupaen Sikka, dilaporkan ke Polda NTT.
SEJAK tanggal 25 Januari 2025 hingga hari ini, publik masih dikejutkan oleh drama tanah HGU Nangahale di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores.
Gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved