Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PETERNAK kelinci hias, Asep 'Rabbit' memilih untuk bertahan meski usahanya dihantam pandemi covid-19 cukup parah. Warga Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat itu fokus menggeluti usaha ternak kelinci. Walhasil, usaha yang ia lakoni sejak 1992 itu bisa bertahan hingga sekarang.
Menurutnya, potensi bisnis ternak kelinci hingga saat ini masih oke. Apalagi, permintaan untuk kelinci pedaging masih sangat tinggi.
“Sampai sekarang masih bagus, kalau industri mungkin daging cuman belum ada standar di indonesia, permintaannya tinggi banget, kita belum bisa memenuhi,” tuturnya.
Baca juga: Pupuk Organik Kotoran Kelinci Mulai Digemari
Demi bertahan dari gempuran pandemi covid-19, Asep membuat kelompok usaha ternak kelinci dengan jumlah mecapai 200 kelompok.
“Sementara hias dulu, kita punya kelompok ada kurang lebih 200 peternak yang nginduk ke ternak saya," papar Asep saat ditemui di peternakan kelincinya dalam acara ekspose arah kebijakan pembangunan PKH di Lembang, Jawa Barat, Selasa (30/11).
Sejatinya, Asep mengaku penjualan kelinci hiasnya sejak pandemi mengalami penurunan yang siginifikan. Tak tanggung-tanggung, dari yang awalnya mencapai 800 ekor anak per hari, kini dia hanya mengirim sebanyak 800 setiap pekan.
“Untuk penjualan sekarang sepekan sekali pengiriman ke Jabodetabek, dulu tiap hari, itu baru tipe lucu-lucuan. Kalau daging kita belum garap, sementara permintaan daging untuk jalan raya Lembang saja 5-6 ton untuk satu minggu," ujarnya.
Terkait omset yang didapat, lanjut Asep, penjualan kelincinya mengalami penurunan drastis. Dari yang sebelumnya bisa mencapai empat kali lipat dari biaya produksi, kini mencapai satu setengah kali lipat saja sudah kewalahan.
“Sekarang kecil, Kita biaya produksi antara Rp20 juta untuk satu bulan. Kalau sebelum covid mah bisa empat kali lipat. Akan tetapi pasca pandemi ini gak yang terpenting usahanya bisa jalan, Ya bertahan aja lah. Sambil berdoa,” harapnya.
Kini, Asep hanya bisa memasarkan kelincinya secara daring. Tapi, ia juga merasakan penjualan dengan daring saja tidak cukup. “Dulu bisa sampai 15 orang karyawan sama pabrik pakan. Sekarang cuma 1 orang yang kerja disini doang,” terangnya.
Asep 'Rabbit' mengatakan harga kelinci yang ia tawarkan cukup beragam, yakni dari kisaran Rp50 ribu sampai ada yang harganya mencapai Rp7,5 juta per ekor. Harga tersebut, kata Asep, tergantung jenis dan kualitas kelinci hiasnya.
Ia pun percaya dengan konsistensinya tetap beternak kelinci hias, usaahanya akan tetap bersinar di kemudian hari.
"Saya yakin seturun-turunnya kelinci gak pernah seturun usaha lain, saya pernah usaha lele, ayam, bebek hancur, sekarang malah kelinci, kelinci malah tanpa modal," pungkasnya. (Ykb/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved