Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan Direalisasikan Awal 2022

Yoseph Pencawan
09/11/2021 18:23
Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan Direalisasikan Awal 2022
Lapangan Merdeka, Kota Medan, Sumut(ANTARA)

PEMERINTAH Kota Medan, Sumatera Utara  menjadwalkan proyek revitalisasi Lapangan Merdeka akan dilaksanakan pada awal tahun depan. Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp174 miliar.

Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan, kebijakan revitalisasi Lapangan Merdeka telah menjadi keputusan final dan sudah dijadwalkan. "Insya Allah, revitalisasi Lapangan Merdeka akan kita mulai awal tahun depan," ujarnya, Selasa (9/11).

Menurut Bobby, secara prinsip revitalisasi bertujuan membuat Lapangan Merdeka memiliki lima fungsi. Yakni sebagai paru-paru kota, destinasi wisata daerah dan ikon Kota Medan.

Lapangan seluas 4,88 hektare itu juga akan dikembalikan ke fungsi awal yang dimilikinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan cagar budaya. Melalui revitalisasi, lapangan yang sudah ada sejak tahun 1880 itu akan dikembalikan seperti ke bentuk aslinya. Upaya itu akan dilakukan dengan mengusung konsep hijau, memertahankan signifikansi sejarah dan karakter lapangan sebagai ruang terbuka publik.

Dalam revitalisasi ini pemkot akan mengosongkan Lapangan Merdeka dari bangunan-bangunan komersil karena kawasan lapangan hanya akan diperuntukkan bagi kegiatan masyarakat.

Setelah direvitalisasi masyarakat akan dapat memanfaatkan kawasan titik nol Kota Medan itu untuk berbagai aktivitas positif. Seperti berolahraga, berkumpul dan berkegiatan sosial serta menikmati RTH dan cagar budaya.

Kesemrawutan kendaraan di seputar Lapangan Merdeka yang kerap terjadi selama ini juga akan diantisipasi dengan membangun dua tingkat areal parkir di bawah tanah.

Lapangan yang awalnya bernama Esplanade itu menjadi salah satu tempat penting dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia. Berbagai peristiwa bersejarah berlangsung di lapangan tersebut, termasuk upacara penyambutan pilot pesawat yang mendarat pertama kali di Medan pada 22 November 1924.

Nama lapangan sempat berubah dan pada saat pendudukan Jepang berubah lagi dengan nama Fukuraido. Meski demikian fungsi lapangan tetap sama, yakni sebagai lokasi upacara-upacara resmi pemerintahan. Setelah Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, dilaksanakan rapat raksasa di lapangan ini pada 6 Oktober 1945. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya