Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat berkomitmen untuk terus mengurangi angka pengangguran di daerahnya. Saat ini, penduduk Jawa Barat mencapai 48 juta jiwa, atau 17,86% dari total populasi warga Indonesia yang mencapai 270 jiwa.
Kondisi itu, menurut Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik, membuat angkatan kerja di Jawa Barat cukup tinggi, apalagi setiap tahun juga ditambah dengan lulusan baru di semua jenjang pendidikan. "Jumlah pengangguran di Jabar juga berpotensi bertambah, jika tidak diikuti dengan pembukaan lapangan kerja baru."
Karena itu, Apindo Jabar terus menjajaki kerja sama dengan calon
investor agar mau menanamkan modalnya, sehingga membuka lapangan
kerja baru. Dengan lebih banyak serapan tenaga kerja, jumlah pengangguran akan terus berkurang.
Salah satu langkah yang dilakukan, pihaknya melakukan presentasi pada 19 Oktober 2021 di Purwakarta. Apindo melakukan presentasi di hadapan calon investor, antara lain kepada salah satu perusahaan sepatu, yakni New Balance.
Calon investor yang hadir di antaranya Vice President untuk Strategic
Sourcing dan Quality NB Athletic Shoe Duncan Scott, Country Manager New
Balance di Indonesia Elmore Simorangkir, serta General Manager dari
perusahaan Metropearl Indonesia Anto Tsai, dan beberapa tim technical
development dari New Balance.
Ning yang juga pernah menjabat sebagai presiden direktur sebuah
perusahaan yang memproduksi sepatu ternama di dunia mengetahui betul apa yang menjadi keinginan dan kekhawatiran para investor. Beberapa poin menjadi hal penting dalam presentasi.
"Pertama ketersediaan jumlah angkatan kerja yang besar di Jabar. Kedua upah masih sangat kompetitif, dan ketiga infrastruktur yang maju
di antaranya Bandara Kertajati serta Pelabuhan Patimban," ujarnya.
Pengembangan Kawasan Segitiga Rebana juga menjadi salah satu fokus Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam menyedot calon investor untuk menanamkan modalnya di Jabar.
Ning menjelaskan, adanya pengembangan kawasan Segitiga Rebana seluas
43.913 hektare di Jabar bisa menjadi lokasi calon investor untuk
menanamkan modal mereka.
Di samping itu adanya fasilitas-fasilitas dari pemerintah berupa tax holiday, tax allowance, investment allowance, dan deductive tax akan menjadi pendorong investor untuk berinvestasi di Jabar khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
"Tidak dipungkiri kita semua menuju high tech, digitalisasi industry,
seperti yang sering disebutkan yaitu 4.0 atau bahkan 5.0. Namun industri padat karya tetap masih dibutuhkan dengan adanya ketersediaan angkatan kerja serta transisi teknologi yang belum sepenuhnya terjadi dan terpenuhi," paparnya.
<>Temui pemerintah pusat<>
Apindo Jabar pun memfasilitasi calon investor bertemu langsung dan
berdialog dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Dialog itu dihadiri calon investor dari Korea Selatan, WS
Shin serta Jay Bang.
"Dalam dialog tersebut, pemerintah memberikan jaminan tentang pengurusan surat-surat izin yang cepat serta iklim investasi di Indonesia yang kodusif," tambah Ning.
Di sisi lain, kata dia, calon investor masih menyimpan kekhawatiran
terhadap impelementasi Undang-undang Cipta Kerja (Ciptaker) terutama
soal pengupahan. "Pak Bahlil Lahadia mengatakan calon investor tidak usah khawatir menanamkan modal di Indonesia."
Apindo Jabar pun tak hanya memfasilitasi calon investor bertemu Menteri
Investasi. Pihaknya langsung melakukan pertemuan Kembali dengan Menteri
Perdagangan Muhammad Lutfi.
"Kementerian Perdagangan telah bekerja sama dengan pihak ketiga dalam
mengatasi kelangkaan kontener. MSC, selaku pihak ketiga telah melakukan penarikan kontener kosong dari berbagai negara, sehingga bisa
dipakai untuk para eksportir untuk mengirimkan barang keluar negeri," papar Ning.
Dalam pertemuan singkat itu, kata dia, Kementerian Perdagangan berjanji
akan menindaklanjuti keluhan pengusaha.
<>Tenaga kerja asing<>
Sementara itu, calon investor asal Korea, Duncan, mengatakan setiap orang asing yang bekerja di Indonesia membayar US$1.200 per tahun.
"Banyak sekali orang asing dari perusahaan alas kaki di Indonesia. Seharusnya uang tersebut bisa dipakai untuk memberikan pelatihan atau
kelas-kelas transformasi teknologi terkait sepatu. Sayang hingga kini
sepertinya hal itu belum dilakukan," keluhnya.
Kondisi tersebut membuat perusahaan sepatu masih kesulitan mencari
tenaga teknis atau engineer. Duncan mengharapkan pemerintah membantu
mewujudkan transformasi teknologi tersebut. Sehingga, perusahaan tidak
melulu harus melakukan pembajakan setiap membutuhkan teknisi baru. (N-2)
KETUA Umum Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penurunan harga jual beras premium sebesar Rp200 per kilogram.
Apindo memperkirakan masih ada peluang bagi Indonesia untuk menegosiasikan penurunan tarif dari Amerika Serikat secara lebih lanjut.
Apindo dan Kemenperin Minta Gubernur Kaji Ulang Larangan AMDK di Bal
Sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, serta perikanan diproyeksikan sebagai penerima manfaat utama dari peningkatan akses pasar ke Eropa.
Apindo menekankan pentingnya menjaga posisi tawar Indonesia agar tidak dipukul rata dengan negara-negara BRICS lainnya.
KETUA Umum (Ketum) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyoroti kekhawatiran dunia usaha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved