Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Nowela: Indonesia Sayang Papua

Gana Buana
28/10/2021 19:05
Nowela: Indonesia Sayang Papua
Nowela Mikhelia.(DOK IST)

RESONANSI semangat dan euphoria pelaksanaan PON XX di Papua masih dirasa hingga saat ini. Salah satunya adalah viralnya lagu “The Spirit of Papua” karya Sutradara Alffy Rev yang dinyanyikan Nowela Mikhelia.  

Sebagai wanita Papua, Nowela bangga menyanyikan lagu The Spirit of Papua. Bagi Nowela, Lagu tersebut memberikan rasa bangga karena tanah Papua dikemas dan digambarkan dengan begitu indah dan dalam. 

“Tanah kebanggaan saya. Bergetar hati saya saat tau bahwa ini adalah karya yang tercetus dengan spontan tanpa persiapan apapun. Kata Alffy, karena 'panggilan' untuk menyuarakan luapan spirit yang terpendam di Papua,” ungkap Nowela dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (28/10).

Nowela pun mengajak generasi muda Papua tetap berkarya di bidang masing-masing. Karena itu, Ia sangat sedih terhadap aksi kekerasan di Papua oleh KKB. 

Oleh karena itu, Nowela mengajak seluruh masyarakat Papua, untuk mensyukuri atas apa yang sudah dilalui dan dinikmati di Papua. Sebab hal ini tak terlepas dari campur tangan pemerintah. 

“Indonesia sangat sayang pada orang papua. Banyak sekali pintu-pintu yang dibuka seperti beasiswa. Mari Lakukan apa yang bisa kita lakukan dari hal-hal kecil mulai dari diri sendiri. Indonesia ibarat keluarga dan Jokowi adalah orang tua kita,” lanjut dia.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid bahwa Kebijakan pemerintah terhadap Papua sudah luar biasa. Meski ke depan perlu ditingkatkan dengan melakukan pendekatan yang dekat dengan kultur Papua. 

Baca juga: Mengembangkan Wastra Papua dengan Teknik Guta Tamarin

“Harapan saya, pemberdayaan Papua harus dekat dengan kultur masyarakat Papua,” kata dia.

Menurut dia, Papua memiliki kultur dan asal usul yang unik dibanding suku-suku lain, keunikan ini mendapat pengakuan dunia internasional seperti noken. Karenanya tidak hanya pendekatan kultur Papua, namun perlu dilanjutkan dengan diplomasi terkait Papua di dunia internasional, karena Papua juga kaya sumber daya alam. 

“Diplomasi sangat penting karena seringkali Papua mendapatkan simpatik dari dunia internasional. Diplomasi terkait Papua juga harus disesuaikan untuk menepis kecemburuan dan anggapan adanya eksploitasi pusat terhadap daerah,” lanjut dia.

Ia menyampaikan, persoalan Papua tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan keamanan saja tetapi harus diselesaikan dengan pendekatan budaya. Misalnya memaksimalkan peran pemuka agama seperti pastur untuk merangkul masyarakat di pedalaman. 

“Orang Papua di desa-desa cenderung lebih menghormati pemuka agama daripada pejabat lokal setempat,” kata dia 

Sedangkan Staf Khusus Wakil Presiden Masykuri Abdillah menekankan bahwa di Era Presiden Jokowi pendekatan terhadap Papua dilakukan dengan penekanan pada dialog dan affirmatif action, yang memberikan banyak kekhususan pada Papua.

Pada pelaksanaannya dana Otsus belum digunakan secara maksimal karena mekanisme kontrolnya belum cukup. Karena itu, pada Otsus Jilid II ada pendampingan agar penggunaan dana Otsus lebih efektif.

“Tema pemerintah saat ini adalah percepatan pembangunan dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan. Khususnya pada Otsus Jilid II, pemerintah berusaha melibatkan generasi muda karena masih ada sekelompok kecil anak muda belum merasa Indonesia. Tahun 2021 pemerintah sudah mengangkat 1000 anak papua untuk bekerja di perusahaan BUMN di luar papua” tandas dia. (Gan)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya