Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Cegah Stunting di Simalungun Dengan Konsumsi Protein Lokal

Apul Iskandar
26/10/2021 15:45
Cegah Stunting di Simalungun Dengan Konsumsi Protein Lokal
(MI/Apul Iskandar)

SOUTHEAST Asia Ministers of Eucation Organization – Regional Center of Food and Nutririon (SEAMEO RECFON) bekerja sama dengan US Soybean Export Council (USSEC), Poltekkes Kemenkes Medan, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun menggelar workshop menu pangan lokal tinggi protein bagi anak usia dini. Workshop ini digelar sebagai upaya pengentasan stunting di Kabupaten Simalungun dan sekaligus sebagai kegiatan kampanye konsumsi protein lokal untuk penanganan stunting di Indonesia.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK)  Kabupaten Simalungun Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga mengatakan bahwa untuk mencegah stunting dimulai dari kandungan. "Untuk itu kepada para ibu hamil diharapkan untuk mengomsumsi makanan-makanan yang sehat, seperti sayuran dan buah-buahan. Pemberian asupan sehat dan pola asuh yang baik penting dalam pencegahan stunting. Asupan gizi yang sehat tidak perlu mahal. Pengalaman saya sendiri, anak saya tidak pernah diberikan susu tapi bisa bersekolah tinggi karena diberikan makanan yang bergizi dan tidak mahal. Karena pertumbuhan anak itu mulai lahir sampai 6 tahun untuk mencegah stunting dan sampai anak usia 18 tahun dalam pertumbuhannya," kata Ratnawati dalam sambutannya di gedung PB Mulya Hall Nagori Margomulyo Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (26/10).

Kegiatan workshop teraebut diikuti oleh 100 peserta dari para pendidik PAUD, Tim Penggerak PKK, Kader Posyandu, dan anggota organisasi perempuan dengan dua jenis kegiatan. Yakni pembekalan berupa penyampaian materi interaktif dan praktik pengolahan makanan berbahan dasar tempe.

Dalam kesempatan tersebut, Ratnawati berharap kepada peserta workshop agar dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh melaksanakannya dalam kehidupan bermasyarakat. "Jangan hanya saat pelaksanakan seperti ini saja untuk mencegah stunting tapi dilaksanakan dan dikerjakan secara perlahan dalam kehidupan bermasyarakat," ucapnya.

Kepada para camat, Ratnawati berharap agar memberikan perhatiannya dalam menekan angka stunting di wilayahnya masing-masing.

"Mari sama-sama kita cegah stunting ini agar anak-anak Simalungun tidak tertinggal. Kita harapkan anak Simalungun tumbuh dengan baik. Harapan saya anak-anak di Simalungun mulai dari balita sampai kelas 6 SD mendapat perhatian dari ibu-ibu dan masyarakat Simalungun serta pemerintah, sebagai upaya kita dalam pencegahan stunting,  agar anak-anak Simalungun ke depan menjadi anak yang cerdas," ajaknya.

Menurutnya ke depan TP PKK Kabupaten Simalungun yang dipimpinnya akan terus melakukan upaya dalam pencegahan stunting dengan cara turun ke desa-desa dalam memberikan pembinaan terutama yang berkaitan dengan peningkatan gizi.

Sementara itu, Manajer Unit Pengelolaan Pengetahuan dan Dukungan Kebijakan SEAMEO RECFON dr Grace Wangge  menyampaikan bahwa peran ibu-ibu PAUD sangat penting dalam pencegahan stunting. "Untuk itu diharapkan berikanlah edukasi kepada anak-anak, orang tua tentang pemberberian  makanan bergizi dan sehat," ajaknya.

Grace menjelaskan bahwa kegiatan warkshop dilaksanakan di beberapa  lokasi seperti di Provinsi Sumatera Utara yaitu di Simalungun, di Jambi yaitu di Jabung Timur, dan di Sulawesi Selatan yaitu di Maros.

"Jadi tidak hanya di Simalungun,  tapi 100 orang ibu-ibu di Jabung Timur dan Maros dalam minggu ini juga akan mengikuti kegiatan ini dalam rangka belajar memanfaatkan pangan lokal yang kaya protein, yang justru sangat penting untuk pencegahan stunting," katanya.

“Kami berharap kegiatan rangkaian lokakarya protein lokal yang dilakukan di 3 provinsi di Indonesia dan  pertama kali dimulai di kabupaten Simalungun ini dapat meningkatkan pengetahuan para ibu mengenai potensi protein lokal dalam pemenuhan gizi keluarga, baik protein hewani maupun nabati seperti tempe,” tambahnya.

Sementara itu dari Poltekkes Kemenkes Medan Dr Oslida Martony menjelaskan bahwa kegiatan yang digelar merupakan lanjutan dari kegiatan webinar selama tiga hari sejak September 2021 lalu secara daring. Dan ini merupakan aplikasi dari kegiatan sebelumnya terutama daerah lokasi khusus stunting.

"Peserta akan menerima materi tentang pengelolahan makanan lokal,  mulai dari pengolahan dan mengembangkannya untuk diberikan kepada anak-anak. Harapan kita adalah peserta dapat menyambungkan informasi kepada ibu ibu yang memiliki balita di desa bagaimana memberikan makanan berprotein tinggi yang berbasis lokal untuk membantu mencegah stunting di daerah,” pungkasnya. (AP/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya