Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Sebanyak 22,5% UMKM Bali tidak Terdampak Covid-19

Arnoldus Dhae
29/9/2021 23:30
Sebanyak 22,5% UMKM Bali tidak Terdampak Covid-19
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengamati produk industri kreatif UMKM di Seminyak, Badung, Bali.( ANTARA/Fikri Yusuf)

DEPUTI Direktur Bank Indonesia Perwakilan Bali S Donny H Heatubun mengatakan, pada masa pandemi ada 12,5% dari total UMKM di Bali yang tetap tangguh. "Mereka tidak terdampak pandemi covid-19."

Menurut Donny, angka 12,5% adalah jumlah yang besar. Artinya, saat sektor pariwisata Bali terdampak, masih ada 12,5% pelaku UMKM yang tetap bisa menjalankan usahanya.

"Jika dihitung jumlahnya bisa mencapai sekitar 370 UMKM. Mereka adaptif di masa pandemi sehingga mampu bertahan," ungkapnya saat acara Capacity Building Media yang berlangsung di Sanur, Denpasar, Rabu (29/9).

Namun, dia mengakui sebanyak 2.600 UMKM atau 87,5% terdampak negatif pandemi. Jumlah UMKM yang berdampak memang lebih banyak dibanding dengan yang tidak berdampak. Pasalnya, ada kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat dan berdampak signifikan pada penurunan kinerja dan perdagangan ritel yang mayoritas pelakunya adalah UMKM.

Donny menambahkan di sisi lain, digitalisasi membantu memperkuat ketangguhan UMKM di tengah pandemi. Secara nasional sebelum pandemi, UMKM di Indonesia berjumlah hampir 64,2 juta unit. Mereka memiliki peran strategis dan berkontribusi terhadap PDB hingga mencapai 57,24%
atau sekitar Rp5.721,14 Triliun

Tantangan terbesar UMKM di tengah pandemi saat ini adalah penjualan menurun, masalah modal dan distribusi. "Jenis usaha yang terdampak bervariasi antara lain jasa, kreatif seperti kuliner dan fashion, pariwisata serta otomotif," tambahnya.

Sementara wilayah UMKM terdampak terutama di Pulau Jawa. Pandemi berdampak terhadap memburuknya sistem keuangan yang ditunjukkan dengan penurunan berbagai aktivitas ekonomi domestik.

"Untuk itu BI melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar
sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. BI juga berupaya memperkuat strategi operasi moneter guna meningkatkan transmisi kebijakan moneter yang ditempuh," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya