Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
IKATAN Keluarga Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) konsisten mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19, khususnya bagi penyandang disabilitas di Provinsi Jawa Barat. (Jabar). Kepedulian IKA Unpad pada pengutamaan dan kesetaraan hak dalam mendapatkan vaksinasi bagi para penyandang disabilitas diwujudkan dalam program Gebyar Vaksinasi ke 2 bagi Para Penyandang Disabilitas yang dilaksanakan serentak di 20 kota dan Kabupaten Jabar.
Ketua Umum IKA Unpad, Irawati Hermawan di Bandung kemarin mengatakan, bahwa pihaknya mengawal pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi para penyandang disabilitas. Di Kota Bandung sendiri diselenggarakan di dua tempat, yaitu Kodiklat TNI Angkatan Darat dan SLB Negeri Cicendo.
Baca juga: Dulunya Takut, Kini Warga Bungo Berebut Ikut Vaksinasi
"Untuk vaksinasi dosis peratama khusus disabilitas kita sudah melebihi target yakni 101 persen, sedangkan untuk dosis ke dua mencapai 92 persen. Atas keberhasilan itulah kita mendapatkan penghargaan dari staf khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia," ujarnya, Sabtu (25/9).
Menurut Ira, untuk vaksinasi tahap dua ini, target sarasan adalah 11 ribu orang dan pihaknya optimis target bisa tercapai, karena pada tahap pertama julah peserta yang ikut juga hampir sama banyak. Selain mendapatkan penghargaan staf khusus Presiden, pencapain ini juga merupakan sebagai hadiah untuk Kota Bandung, Karena hari ini bertepatan dengan Hari Jadi Kota bandung (HJKB) ke-211.
Kegiatan vaksinasi kali ini menggunakan vaksin Sinopharm, para peserta vaksin didampingi oleh keluarga atau guru dari sekolah masing-masing juga penerjemah bahasa isyarat. Pemilihan lokasi oleh IKA Unpad di SLB Negeri Cicendo pun tidak sembarangan. Sekolah ini adalah sekolah tuna rungu-wicara yang pertama se-Indonesia bahkan se-Asia Tenggara. Didirikan pada 6 Mei 1933 di masa pemerintahan kolonial Belanda,sekolah ini kental nuansa sejarah tempo dulu.
Dalam kesempatan itu Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi, vaksin Sinopharm sebanyak 420 ribu dosis, ini merupakan hibah dari Raja Uni Emirat Arab dan diberikan khusus kepada penyandang disabilitas.
"Jadi tanggungjawabnya cukup luar biasa dan untuk Provinsi Jabar target sasaran sebanyak 60.824 atau 121.648 dosis. Untuk dosis pertama di Jabar melebihi target sebesar 101 persen. Khusus untuk Kota Bandung mendapatkan alokasi sebanyak 13.755 dosis atau 101 persen." jelasnya.
Ini semua bisa tercapai karena adanya kolaborasi dan gotongroyong dari semua pihak, sebab penanganan vaksinasi khusus untuk penyadang disabilitas ini berbeda dan banyak tantangannya. Ini lah membuat keraguan pada awal pelaksanaan, Namn berkat kerja keras dan kekompakan yang diperlihatkan oleh Provinsi Jabar, ahkirnya pelaksanaan vaksin bisa berjalan bahkan melebihi target.
Sementara itu, Gubernur Jabar, Rdiwan Kamil, memastikan kini Seluruh daerah di Jabar berada di zona kuning atau kategori risiko rendah dengan skor 2,73. Ini berdasarkan data Bersatu Lawan Covid-19 periode 13-19 September 2021.
"Kita sudah zona kuning semua, tingkat kepatuhan naik di 91 persen, jaga jarak naik di 89 persen," ujarnya.
Periode sebelumnya atau 6-12 September 2021, dari 27 kabupaten/kota tercatat masih masuk zona oranye atau risiko sedang yakni Kabupaten Cirebon. Namun kini statusnya mengalami perbaikan. Meski bebas zona oranye dan merah, disiplin prokes 5M harus ditingkatkan karena pandemi belum usai. Kenyataannya sudah terlihat. Data per 23 September 2021 tingkat kepatuhan warga Jabar dalam memakai masker mencapai 91,09 persen dan jaga jarak 89,54 persen.
Gubernur juga menyampaikan kabar gembira lain, yakni angka kasus aktif yang kembali menurun. Data Bersatu Lawan Covid (BLC) periode 23 September 2021, angka kasus aktif di Jabar hanya 3.843 atau turun 143 kasus dari hari sebelumnya. Di satu sisi angka kesembuhan meningkat 373 menjadi 683.088 orang.
"Kasus aktif tinggal 3.800-an sehingga mudah-mudahan seiring waktu, dukungan beberapa minggu ke depan kita bisa mengurangi drastis lagi kasus aktif yang ada di Jabar,†jelasnya. (AN/Naviandri/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved