Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DARI target 121.648 penyadang disabilitas yang ada di Jawa Barat, (Jabar) tercatat sebanyak 6 ribu penyandang disabilitas sudah menjalani vaksinasi Covid-19, untuk mencapai target sasaran tersebut hingga kemarin pelaksanaan masih terus berlangsung.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jabar Dodo Suhendar kemarin mengatakan, penyandang disabilitas akan mendapatkan pendampingan selama proses penyuntikan vaksin Covid-19. Pendamping penyandang disabilitas pun diperbolehkan mengikuti vaksinasi.
"Pelaksanaan vaksinasi bagi penyandang disabilitas dilakukan dengan memperhatikan jenis kedisabilitasan dan dapat divaksin di sentra vaksin yang ada di Jabar serta fasilitas kesehatan masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Kemenkes Telah Distribusikan 116 juta Dosis Vaksin COVID-19 ke Daerah
Menurut Dodo, target sasaran vaksinasi sebanyak 121.648 penyandang disabilitas dan berdasarkan data Dinsos, yang sudah di vaksin 6 ribu orang. Jika ada penyandang disabilitas yang belum terdaftar, mereka dapat menghubungi Dinso baik di kabupaten/kota, tempat mereka berdomisili.
"Kita menerapkan prinsip vaksin untuk semua dan penyandang disabilitas termasuk kelompok rawan terpapar Covid-19. Oleh karena itu, vaksinasi bagi penyandang disabilitas terus dilakukan. Guna mempercepat vaksinasi bagi penyandang disabilitas kita intens berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Jabar dan Pemda kabupaten/kota di Jabar. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jabar juga menambah tempat penyuntikan vaksin bagi penyandang disabilitas baik di SLB-SLB maupun puskesmas. Dengan adanya vaksinasi bagi penyandang disabilitas diharapkan dapat mencegah penyebaran Covid-19 dan melindungi penyandang disabilitas dari Covid-19. Selanjutnya agar penyandang disabilitas dapat bekerja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.
Sementara itu Forum Bandung Sehat (FBS) mendukung akselerasi vaksinasi Covid-19, terutama untuk remaja usia 12 – 17 dan juga kaum minoritas. Ketua FBS, Siti Muntamah kemarin mengungkapkan, pihaknya telah membantu memfasilitasi pelaksanaan vaksinasi sebanyak 2.000 orang untuk usia 12 -17 tahun.
"FBS sudah memfasilitasi dua kali. Jadi sekitar 4.000 vaksin untuk 2.000 penerima manfaat, gelaran vaksin pertama, mengadvokasi langsung ke Pemprov Jabar, karena saat itu Kota Bandung belum mendapatkan jatah vaksin remaja," ujarnya.
Siti juga menyatakan, akselerasi ini yang penting vaksinnya ada, karena terbatas, dirinya sempat bertanya ke Dinkes Jabar karena angkanya masih terlalu kecil. Dari 48 juta pendudukjabar baru sekitar 6 juta yang divaksin, penyumbang terbesarnya Kota Bandung yang sudah hampir 1 juta.
"Dari beberapa bagian-bagian dari masyarakat yang menjadi minoritas pun sudah mulai diedukasi dan divaksin. Bahkan saat pelaksanaan vaksinasi didatangkan dokter ahli atau spesialis, onokologi bagi penderita penyakit kanker dan spesialis tumbuh kembang anak untuk yang disabilitas pada saat dilakukan vaksinasi," jelasnya lagi. (OL-6)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) dalam Surat Edaran mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19 menyebut varian dominan yang beredar di Indonesia adalah MB.1.1.
DIREKTUR Pascasarjana Universitas YARSI dan professor di Griffith University, Tjandra Yoga Aditama, menanggapi perihal melonjaknya kasus covid-19 di Asia Tenggara seperti Thailand.
Sebanyak lebih dari 7 juta lansia sudah menerima vaksin covid-19 dosis ketiga atau booster hingga Minggu (7/1).
BIAYA vaksin covid-19 berbayar diatur di masing-masing fasilitas kesehatan. Kebijakan biaya mandiri vaksin covid-19 sama seperti aturan biaya vaksin influenza atau HPV.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati memandang belum saatnya menerapkan kebijakan Covid-19 berbayar.
Kris Dayanti pun mengimbau kepada Kemenkes untuk menyampaikan rencana vaksinasi Covid-19 dengan jelas kepada masyarakat agar tidak terjadi kegaduhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved