Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Pendataan Lemot Sebabkan Angka Kematian Positif Covid di Kudus Naik Lagi

Jamaah
21/8/2021 07:30
Pendataan Lemot Sebabkan Angka Kematian Positif Covid di Kudus Naik Lagi
ilustrasi: petugas Satpol PP meletakkan tempat cuci tangan di area umum agar masyarakat disipilin menjalankan 5M(Antara)

KASUS kematian Covid-19 dalam sehari di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kembali melonjak. Dari situs resmi penangan Covid-19 Pemkab Kudus corona.kuduskab.go.id pada Jumat, (20/8/21) menyebutkan sebanyak 51 orang warga Kabupaten Kudus tercatat meninggal dunia positif Covid-19.

Sementara sebanyak 104 kasus baru Covid-19 di Kabupaten Kudus dan jumlah suspek Covid-19 sebanyak 60 orang, dan probable sebanyak 134 orang.

Menyikapi tingginya angka kematian akibat Covid-19 dalam sehari, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo meluruskan adanya keterlambatan dalam input data Covid-19 di Kabupaten Kudus.

"Benar memang kami mencatat angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 51 warga. Lonjakan angka ini disebabkan adanya input data yang delay (tertunda)," dalih Ismoyo, saat dikonformasi Media Indonesia, kemarin, di Kantor Dinkes Kudus.

Lebih lanjut, Badai mengatakan, angka kematian sebanyak itu bukan data riil kematian akibat Covid-19 dalam satu hari. Melainkan, input data kematian yang dilakukan pada hari yang sama, akibat adanya keterlambatan konfirmasi positif Covid-19 dari hasil tes PCR yang keluar.

"Ada keterlambatan input data selama 21 hari terakhir. Karena itu kami lakukan sinkronisasi data, bersamaan keluarnya hasil tes PCR. Diketahui ada sebanyak 51 warga yang meninggal positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR. Sebelumnya mereka berstatus probable," jelasnya.

Meski begitu, pihaknya menyebut semua pasien probable yang meninggal dimakamkan degan protokol kesehatan ketat. Lonjakan input data tersebut
berimbas pada angka kematian di Kabupaten Kudus. Jika sebeluknya dikisaran 8 persen, kini naik menjadi 9 persen .

"Angka kematian data pusat di Kabupaten Kudus memang cukup tinggi. Jauh di atas angka nasiojal yang sekitar 2 persen. Namun, di sisi lain angka kasus
aktif di Kabupaten Kudus terus menurun," ungkapnya.

Meski begitu, pihak Dinkes Kudus tetap melakukan penginput data tersebut untuk menjamin transparansi data Covid-19 di Kudus. Dengan begitu, sekaligus sebagai membantah adanya praduga masyarakat atas anggapan 'di-Covid' kan.

"Kami melaporkan data setelah hasil PCR keluar. Meski hasil keluar terlambat, tetap kami input di aplikasi Corona Jateng. Jadi tidak ada istilah di-Covidkan. Semua berdasarkan hasil tes PCR," jelas dia.

Dari kejadian lonjakan angka kematian ini, pihak Dinas Kesehatan Kudus bakal melakukan evaluasi pendataan di tingkat hilir agar dapat maksimal.

"Berharap hasil tes PCR pasien segera keluar sehingga publikasi data Covid-19 di Kabupaten bisa realtime. Ke depan akan kami evaluasi agar tidak ada delay lagi seperti ini," katanya. (OL-13)

Baca Juga: BMKG: Malam Minggu Jaksel dan Jaktim Berpotensi Hujan Disertai Petir

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik