Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Skenario READSI Kementan Membuat Kakao Sulawesi Makin Ke Hilir

Mediaindonesia.com
24/7/2021 16:31
Skenario READSI Kementan Membuat Kakao Sulawesi Makin Ke Hilir
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.(Ist)

KOMODITAS kakao asal Sulawesi semakin menuju ke hilir. Sebab, penguatan skenario hilirisasi mata rantai Kakao diberikan program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling-up Initiative (READSI).

Implementasinya melalui e-learning Pengolahan Kakao Menjadi Coklat di Balai Pelatihan Jambi pada 22-24 Juli 2021. Skenario ini dijamin membuat kakao Sulawesi semakin memiliki value ekonomi tinggi.

“Kita harus pastikan ketersediaan pangan jangan sampai kendor. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mendukung kegiatan pertanian. Pertanian Indonesia tidak boleh melemah. Terutama di masa pandemi yang kini sedang melanda negara kita,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Menguatkan kompetensi SDM dalam mata rantai kakao, sinergi besar pun digalang lintas zonasi READSI. Sebab, e-learning pengolahan kakao menjadi cokelat diinisiasi oleh National Program Management Office (NPMO).

Pelaksanaan pada 22-24 Juli 2021, e-learning tersebut digelar melalui Zoom dengan mentor Balai Pelatihan Jambi selaku UPT pelatihan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).

"Hilirisasi produk-produk pertanian terus menjadi fokus Kementan. Sebab, value ekonomi yang dihasilkannya lebih besar bagi petani. Potensi dan serapan marketnya jauh lebih bagus. Untuk itu, sudah seharusnya SDM (sumber daya manusia) diperkuat agar produk turunannya berkualitas," terang Mentan lagi.

Menjadi bagian sistem besar penguatan READSI, peserta e-learning berjumlah 30 orang. Mereka berasal dari zonasi implementasi READSI di zonasi Sulawesi.

Sulawesi merupakan sentra pengembangan Kakao terbesar di Indonesia. Adapun peserta berasal dari kolaka, Poso, Kolaka Utara, Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Konawe, Parimo, dan Banggai. Mereka berprofesi sebagai penyuluh dan fasilitator desa.

“Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP akan terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/7).

Penyuluh mempunyai peran yang penting dalam pembangunan pertanian. Untuk itu penting bagi penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Muaranya mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Adapun peran penyuluh pertanian di antaranya memberikan pengetahuan tambahan berupa ilmu pertanian bagi petani.

Melalui peran penyuluh juga dilakukan penyesuaian program nasional dan regional agar dapat dilaksanakan oleh petan. Fungsi lainnya ialah memberikan kegiatan berupa pendidikan nonformal yang dilakukan secara terus-menerus. Mengikuti perkembangan teknologi yang dinamis dan masalah-masalah pertanian yang terus berkembang.

"Penyuluh memegang kunci untuk memajukan pertanian melalui pengelolaan SDM yang berkompeten. SDM menjadi pengungkit utama produktivitas pertanian hingga 50%. Adapun sarana prasarana dan peraturan kebijakan masibg-maing hanya 25% saja. Untuk itu, wawasan dan pengetahuan penyuluh hingga pendamping petani harus ditingkatkan," tegas Dedi lagi.

Sementara, Kepala Balai Pelatihan Jambi Zahron Helmy memaparkan, kakao merupakan produk unggulan Indonesia dan mempunyai nilai tambah dan manfaat bagi petani.

Untuk itu, petani perlu didorong dalam penembangan dan pengolahan Kakao agar bisa bersaing di pasaran terutama ekspor. Untuk itu butuh keseriusan, fokus dari petani maupun pendampingnya.

“Kemampuan petani bisa didorong melalui manajemen dan berkelompok. Dengan begitu, posisi tawar petani tinggi dan menentukan harga. Nantinya tindak lanjut dari pelatihan ini dapat membentuk kelompok menggunakan teknologi ini agar petani bekerja sama menghasilkan kakao yang bermutu tinggi," papar Zahron. (*)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya