Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENCARIAN penumpang korban perahu terbalik di perairan Waduk Kedung Ombo (WKO) menggunakan drone bawah air, Minggu (16/5) berhasil menemukan satu korban lagi. Korban seorang anak usia belasan tahun ditemukan sudah meninggal.
Sepanjang Sabtu ( 15/5 ) sore hingga petang, Tim SAR gabungan yang melibatkan seluruh unsur Basarnas dan relawan kemanusiaan dari Jawa Tengah, menemukan tujuh jasad korban.
"Dari sembilan yang tenggelam, sudah tujuh yang berhasil diketemukan dalam keadaan sudah meninggal. Kini masih tersisa dua, kita upayakan pencarian, semoga cepat diketemukan," tegas Arif Sugiyarto, anggota Basarnas yang terlibat dalam pencarian, Minggu (16/5).
Menurut dia, penemuan sejumlah jasad penumpang korban perahu terbalik di WKO, Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, kecamatan Kemusu masih berada di dekat lokasi perahu terbalik.
Dengan mengerahkan 48 personil penyelam dan juga peralatan drone bawah air yang didatangkan dari Polair Polda Jateng, pencarian hari kedua diteruskan lebih ke dalam dan diperluas. Korban terakhir diketemukan pada Minggu pagi, berada dalam kedalaman 20 meter.
Seperti diberitakan, bahwa Sabtu ( 15/5) perahu dipenuhi 20 wisatawan lokal yang datang dari sekitar Boyolali, Kaliwungu (Ungaran ) dan juga Grobogan mengalami kecelakaan, badan perahu terbalik dan kemudian tenggelam di perairan WKO.
Dalam penyelamatan dan evakuasi awal, berhasil diangkat 11 penumpang selamat. Mereka adalah :
Alya, Mustakim, Suswanti, Laras, Supriyadi, Andre, Khoirunisa, Rifki Edi, Andi, Adi, Tinuk.
Sementara 9 korban tenggelam Tituk Mulyani, Naswa Calya Welda, Destri, Zamzam Tabah Oktaviana, Tri Iriana Wahyu Ningtyas, Acek Jalil Rasid, Jalil, Siti Mukaromah, Niken Safitri. (OL-13)
Baca Juga: Pantai Parangtritis Dipadati Pengunjung
Kapal itu diluncurkan pada 1927 dan dilengkapi dengan sembilan senjata 15 sentimeter. Panjangnya 570 kaki (174 meter) dan bisa mencapai kecepatan tertinggi 32 knot (37 mph atau 59 km
KAPAL Motor (KM) Lebanon yang mengangkut 23 penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Pura, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (20/8) sekitar pukul 18.00 Wita.
Menurut dia, seluruh tersangka itu diduga tidak melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab masing-masing atau lalai sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia atau emlanggar pasal 360 KUH Pidana.
Perlu kerja sama banyak pihak untuk mengelola transportasi laut yang aman, sehingga tidak terjadi lagi kecelakaan kapal. Di antaranya Menhub, Polri, Pemda setempat, dan pemilik-pemilik kapal, semua harus dikumpulkan di tingkat pusat dan daerah.
Kapal ojek yang membawa sejumlah pemancing dari laut, mengalami dampak cuaca buruk dan ombak besar, hingga mesin kapal mati sebelum sampai ke pesisir.
Perlu ada tim SAR atau patroli yang memadai untuk mengawasi pergerakan kapal di wilayah perairan Jakarta. Mengingat, keselamatan penumpang adalah hal utama.
Kecelakaan lalu-lintas ini terjadi di depan Sendik BRI sekitar pukul 12.30 WIB saat cuaca cerah dan kondisi jalan raya ramai lancar
Tabung gas berasal dari Citeureup, Kabupaten Bogor. Rencananya tabung gas akan dikirim ke Desa Pesawahan di Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur.
Meledaknya tabung gas mengakibatkan sembilan orang menjadi korban. Dua orang meninggal dunia dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.
Insiden kali ini bukan kejadian pertama tapi sudah beberapa kali namun belum pernah ada upaya pencegahan dari pihak terkait.
Usulan permohonan izin pemasangan palang pintu di perlintasan sebidang sudah dilayangkan kepada Kementerian Perhubungan sejak Juli 2023
Masyarakat yang merasa keluarganya menaiki kereta api jarak jauh Turangga dan commuterline Bandung Raya diharapkan menghubungi call center 121.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved