MEMASUKI Triwulan II tahun 2021, PT Hutama Karya (Persero) bersama dengan anak perusahaan, yakni PT HK Infrastruktur (HKI) dan PT Hakaaston (HKA) terus melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 40 Km.
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan pesatnya pembangunan Tol Pekanbaru- Bangkinang ini tak lepas dari dukungan pihak-pihak terkait.
"Di awal April lalu, kami mendapatkan kesempatan istimewa yaitu kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke proyek Tol Pekanbaru-Bangkinang. Sebagai lembaga legislatif yang memiliki peran penting dalam percepatan pembangunan proyek ini, Alhamdulillah semua mendukung, proyek pun berjalan sesuai target yang telah ditentukan. Hingga saat ini, progres konstruksi Tol Pekanbaru -Bangkinang telah mencapai 64% dan kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembebasan lahan. Sehingga jika lahan sudah bebas secara keseluruhan, konstruksi dapat terus kita lakukan," kata Koentjoro dalam keterangannya, Kamis (6/5).
Koentjoro menjelaskan dalam konstruksi jalan tol ini, HK Group telah mengimplementasikan teknologi Building Information Modeling (BIM). Hal ini selaras dengan arahan Menteri PUPR dalam mendukung konstruksi digital Indonesia.
"Teknologi BIM saat ini sudah kita gunakan hampir di seluruh ruas pembangunan JTTS, baik dalam fase perencanaan hingga fase konstruksi. Tol Pekanbaru-Bangkinang menjadi ruas tol pertama yang menerapkan teknologi BIM ini. Kami optimistis dengan teknologi yang mumpuni tak hanya akan mempercepat pembangunan. Namun akan mempermudah pekerjaan di lapangan sehingga konstruksi Tol Pekanbaru-Bangkinang dapat rampung segera di tahun ini," jelas Koentjoro.
Di sisi lain, Direktur Operasi II HKI I Wayan Mandia mengatakan implementasi BIM di proyek Tol Pekanbaru-Bangkinang telah dilaksanakan dalam perencanaan main road, structure (overpass, underpass, jembatan, box traffic, box drain), simulasi scheduling hingga perhitungan cost estimating.
"Dengan menggunakan BIM, proses approval dokumen dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. BIM ini juga sudah dapat digunakan sebagai pembanding antara perencanaan dengan realisasi di lapangan baik dari segi volume pekerjaan, biaya, maupun penjadwalannya," terang Wayan.
Dengan adanya BIM, diharapkan proses konstruksi bisa menjadi lebih efisien. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh sejumlah orang dalam waktu tertentu bisa dikerjakan menggunakan sistem BIM dalam waktu yang relatif lebih singkat.
baca juga: Tol Trans Sumatra
Optimisme rampungnya Tol Pekanbaru-Bangkinang di tahun 2021 juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Arya Bima saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke proyek tol pada 7 April 2021 silam.
"Komisi VI hari ini melihat langsung progres pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, sejauh ini sudah berjalan bagus dan sesuai target, aspalnya juga baik. Tentu kita ingin agar proyek ini segera rampung karena dapat mempermudah akses masyarakat dan mobilitas barang," jelas Wakil Ketua Komisi VI DPR R Arya Bima. (OL-3)