Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KETERBATASAN terkadang tidak mengurangi seseorang untuk berprestasi. Hal itu seperti ditunjukan Vincent Prijadi Purwono, seorang remaja asal Surabaya, Jawa Timur yang mengalami autis sejak bayi. Dengan keterbatasannya itu ternyata tidak menyurutkan Vincent untuk berkarya. Di usianya yang ke-17, Vincent bahkan telah melahirkan melahirkan 200 lukisan selama tiga tahun terakhir.
Menurut ibunya, Margie Sofia Prijadi, ia memang melihat ada keanehan pada anaknya sejak berusia 13 bulan. Saat itu, Vincent tidak memberikan respon ketika dipanggil orang lain. Kondisi tersebut terus terjadi sampai Vincent berusia 15 bulan dan membuat Margie memutuskan membawa Vincent ke dokter.
Baca juga: Cara Bijak Kembangkan Kreativitas dan Imajinasi Anak
"Sebagai orang tua saya tidak munafik, struggle dan penolakan itu jujur kami alami," ungkap Margie kepada tim Media Group News di Vin Autism Gallery, Selasa (30/3).
Sang ayah, Rudi Purwono, menambahkan beberapa tahun lalu ia terpaksa mengeluarkan anaknya dari sekolah formal. Hal itu ia lakukan karena melihat kondisi Vincent semakin tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan di salah satu SMP di Surabaya.
"Vincent memberi saya pelajaran bahwa sekolah tidak harus di jalur formal, tapi juga bisa dengan cara melihat di mana bakat dan minat anak kita," jelas Rudi.
Senada, Margie mengatakan, sebaiknya orang tua saat ini tidak selalu menuntut anaknya pintar di bidang akademik. "Menurut saya, sebaiknya orang tua mengantarkan anaknya di jalur akademi sesuai dengan batasan, kemudian berikan kebebasan pada anak untuk menentukan pilihan."
Setelah keluar dari sekolah formal, Vincent lebih banyak punya waktu untuk menuangkan imajinasi dan ekspresinya lewat lukisan. Bahkan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Vincent berhasil membuat 200 lukisan.
Diakui oleh orang tua Vincent, bahwa dari 200 lukisan tersebut, 50 di antaranya sudah terjual dengan harga yang bervariasi. Pembelinya pun berasal dari berbagai wilayah seperti Surabaya, Solo, bahkan Amerika Serikat.
"Pada Januari 2020 lalu, kami ke Amerika untuk mengantar Vincent mengikuti lomba melukis dan hasilnya Vincent meraih peringkat ke-3. Di situlah, ada pihak yang tertarik dengan lukisan Vincent dan membelinya," ungkap Rudi.
Ke depan, orang tua Vincent ingin memperkenalkan karya anaknya lebih luas lagi. Tidak hanya melalui pameran, namun juga melalui aneka merchandise seperti kaos, jersey, dan masker.
"Yang terpenting jangan ada penolakan, supaya anak tetap merasa nyaman dengan orang tua dan bisa terus berkarya," ujar Margie. (A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved