Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SUASANA tak biasanya seperti sekolah di lain tempat. Para siswa bisa menikmati gedung ruangan berdinding tembok, ada bangku, kursi, lemari di setiap kelas yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
Hal itu tidak terlihat di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin, Kampung Kewitu, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor selatan, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Di madrasah itu, dinding bangunannya tembus pandang. Pada siang hari, gedung tersebut digunakan oleh para siswa dan guru sebagai tempat KBM. Sebaliknya, saat dingin malam, puluhan kambing piaraan warga setempat menempati seluruh ruang di sana. Hal ini jelas menimbulkan bau tak sedap, apalagi berlantai tanah yang mudah menyimpan lumpur berbau dari hasil kotoran ternak.
Rasa prihatin itu diungkapkan, Fadil Mubaraq Ata Nisar yang diunggah di akun facebooknya. Dia juga menyertakan foto kondisi ruangan kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin tersebut.
Dalam postingan itu dia menyebut, meski akan memasuki usia kemerdekaan yang ke-76 tahun pada 2021, Indonesia ternyata masih belum mampu melaksanakan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Meski terjadi hampir di seluruh sendi kehidupan masyarakat, namun yang paling disoroti adalah bidang pendidikan yang masih tergolong jauh dari kata layak," tulis akun ini.
Seperti masih banyaknya sekolah-sekolah di Indonesia yang jauh dari kata layak pakai alias kondisinya masih memprihatinkan. Indonesia yang katanya sebagai negara kaya raya, tulis Fadil, nyatanya masih tak mampu mencukupi kebutuhan pendidikan yang baik bagi masyarakatnya.
Fadil mencontohkan potret kondisi bangunan dan ruangan kelas yang nyaris roboh ini, menjadi saksi masih buruknya kualitas sarana pendidikan di Indonesia. "Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin Kampung Kewitu yang berada pada wilayah Desa Nanga Bere Kecamatan Lembor selatan Kabupaten Manggarai Barat, terpaksa belajar di ruang kelas yang tak layak pakai," ujar Fadil.
Ia menjelaskan, bangunan sekolah yang dibangun pada tahun 2004, terbuat dari kayu balok dan sebagian dilengkapi bambu beratapkan seng telah lapuk di makan usia.
"Itu bangunan swadaya oleh masyarakat belum mendapatkan sentuhan dari pihak pemerintah. Sebanyak tiga ruangan menjadi pemandangan begitu miris jika berkunjung ke sekolah tersebut. Ketiga ruangan ini layak di sebut sebagai ruangan kelas rasa kandang kambing," beber Fadil Mubarok.
Tokoh Masyarakat setempat, Soleman Jusuf mengaku, gedung sekolah itu kerap menjadi tempat hunian ternak, baik kambing maupun sapi milik warga. Khususnya di malam atau di siang hari kala musim penghujan.
Aroma tak sedap menjadi konsumsi para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
"Bangunan kelas yang berdinding bambu sudah lapuk termakan usia. Itu mengapa kambing atau sapi dengan mudah masuk kedalam ruangan pada malam harinya. Sehingga pada pagi hari para siswa di bawah pengawasan para guru membersihkan kotoran kambing tersebut baru bisa berlangsung proses belajar mengajar," ungkap Jusuf yang dihubungi melalui telepone, Rabu (17/3).
Selain berdinding bambu, jelas Jusuf, lantai sekolah masih beralas tanah sehingga menjadi pemandangan yang mengerikan juga memprihatinkan saat musim hujan. Air mengalir ke ruangan yang menimbulkan licin dan berlumpur.
"Ruangan kelas sekolah tersebut dibiarkan apa adanya, lantaran masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk membangun gedung sekolah permanen. Pada beberapa kesempatan pihak sekolah sudah mengajukan proposal pembuatan gedung sekolah permanen, namun sejauh ini belum ada realisasi dari permintaan tersebut," ujar Jusuf. (OL-13)
Baca Juga: Sekolah Roboh, Siswa SD di Bekasi Belajar di Gudang
Setiap madrasah diperkirakan harus mengeluarkan dana hingga Rp7 juta.
Diharapkan, Kabupaten Bekasi dapat menjadi contoh atas gerakan-gerakan inspiratif dalam menjadikan daerah ataupun kawasan layak anak.
Relokasi dilakukan sesuai dengan koordinasi Menteri Agama. Relokasi dimulai pada Senin (10/10) di Madrasah Aliyah Negeri 11.
FORUM Guru Honorer Madrasah (FGHM) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendeklarasikan dukungan kepada Firli Bahuri untuk maju pada Pilpres 2024.
KANTOR Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta akan mengadakan kompetisi madrasah tingkat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
MAN 13 menjadi madrasah di DKI Jakarta yang siswanya paling banyak diterima di PTN melalui jalur SNBP.
Bunda, sedang bersiap menyekolahkan si kecil? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak mendapatkan pendidikan terbaik untuk mengoptimalkan potensi mereka.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Hari terakhir di sekolah bisa membawa kesedihan bagi anak. Mereka harus berpisah dengan guru dan teman-teman akan memberikan tantangan emosional.
Psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Fabiola Priscilla memberikan beberapa tips untuk mengatasi tekanan menjelang hari pertama anak kembali bersekolah
Sedang memilih sekolah untuk si kecil? Idealnya, lokasinya jangan terlalu jauh dari rumah untuk mencegah kelelahan anak maupun orang tua.
Sekolah perlu memberikan wadah seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved