Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Volume ekspor buah kelapa produksi petani Sumatera Selatan ke Tiongkok melonjak 69,38 persen pada Februari 2021 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca juga : https://mediaindonesia.com/nusantara/155308/tengkulak-kelapa-panen-jelang-ramadan
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Selasa, mengatakan, volume ekspor kelapa bulat ke Negeri Tirai Bambu itu pada Februari tercatat 11,06 ribu ton.
Kenaikan volume ekspor ini membuat nilai ekspor produk pertanian tersebut meningkat menjadi US$2,9 juta.
Endang menambahkan, tak hanya buahnya, ternyata bungkil kelapa asal Sumsel juga banyak peminatnya karena ada kenaikan volume permintaan hingga 123,07 persen.
Ia mengharapkan data yang dikelola BPS Sumsel ini dimanfaatkan oleh intansi terkait di pemerintahan provinsi untuk mengangkat sektor perkebunan kelapa. “Coba dibayangkan jika industri hilirnya juga digarap, bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” kata dia.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan sejak lama pemprov menaruh perhatian pada perkebunan kelapa ini sehingga dilakukan stimulus seperti pembangunan pabrik pengolahan di Kabupaten Banyuasin. “Sumatera Selatan juga berpotensi mengekspor sabut kelapa. Selama ini sabut kelapa hanya dibuang kemudian dibakar karena pengusaha belum tahu pasarnya,” kata dia.
Rudi menjelaskan pabrik pengolahan tersebut akan mengolah sabut kelapa menjadi serat (coco fiber) dan serbuk (coco peat) yang bernilai tambah untuk pasar ekspor.
Adapun negara tujuan untuk kedua produk tersebut banyak menuju Tiongkok, Jepang, dan sebagian negara di Eropa.
Ia memaparkan harga pokok produksi coco fiber senilai Rp1.900 dan coco peat senilai Rp1.100/Kg di tingkat petani. Sementara untuk harga ekspor masing-masing senilai Rp3.000 dan Rp2.000/Kg. “Kami harap pada 2021 ini sudah benar-benar ekspor,” kata dia.
Rudi mengemukakan Sumsel memiliki kebun kelapa seluar 65.242 Hektare dengan produksi mencapai 57.570 ton kopra atau setara 230,28 juta butir kelapa per tahun.
Pihaknya berharap sektor perkebunan kelapa sudah dapat memanfaatkan sabut dan memproduksi cocofiber dan coco peat pada tahun 2021, target awal separuh dari potensi sabut kelapa.
“Dengan potensi ekspor sabut 50 persen saja, kami menghitung nilai devisanya setara Rp71,96 miliar,” kata dia. (Ant/OL-12)
Dusun Sendaren, Desa Karangrejo, Magelang, Jawa Tengah, kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan. Desa ini memiliki banyak spot unik yang tidak dimiliki oleh tempat lain.
Mendag Budi Santoso menyebutkan pengusaha lebih tertarik melakukan ekspor kelapa bulat karena harganya lebih tinggi yang menyebabkan stok kelapa di dalam negeri berkurang.
Karena kandungan antioksidannya tinggi, air kelapa membantu proses regenerasi sel dan proses terbentuknya air ketuban itu menjadi optimal.
Kelapa bukan hanya komoditas pertanian, tetapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kelangkaan yang terjadi lebih disebabkan oleh meningkatnya permintaan luar negeri. Harga dunia yang naik membuat ekspor lebih menguntungkan dibandingkan menjual kelapa di pasar domestik.
Himpunan Indistri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) menjalin kerja sama dengan Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved