Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
"BELAJAR tanpa berpikir tidak ada gunanya, berpikir tanpa belajar itu berbahaya. Untuk itu saya mengajak seluruh calon siswa di sini untuk menjadi manusia unggul dengan selalu berpikir bergaimana berbuat kebaikan," cetus Wakil Kepala Polisi Daerah Papua, Brigjen Pol. Dr. Eko Sudarto saat memberi pembekalan kepada para calon siswa Sekolah Inspektur Polisi (SIP) di lapangan tenis Mapolda Papua, Sabtu (13/3) lalu.
Selain itu, ia juga meminta para calon siswa untuk senantiasa mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjaga etika. Sebab, setiap daerah di Indonesia mempunyai adat istiadat yang berbeda.
Baca juga: Otsus Papua Tetap Dilanjutkan, Pembahasan RUU Selesai Oktober
"Manusia yang selalu berpikir baik itu senantiasa mematuhi norma-norma dan ketentuan yang kita sepakati bersama. Kalian juga harus mengetahui bahwa etika itu bermacam-macam. Ada etika norma, agama, adat istiadat, keluarga, dan diri," tegasnya.
Meski bukan orang asli Papua dan baru seminggu menjabat Wakapolda, Brigjen Pol. Dr. Eko Sudarto sejatinya paham betul dengan karakter dan kebiasaan warga setempat. Pasalnya ia sudah menghabisnya kariernya selama lebih dari 10 tahun di Papua.
Ia bahkan dikenal sebagai penggagas program Binmas Noken, yakni sebuah pendekatan soft approach dalam memelihara kamtibmas di Papua. Noken adalah simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat Papua.
Menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs Ahmad Mustafa Kamal SH sebanyak 246 bintara asal Papua akan berangkat Jakarta untuk mengikuti pendidikan SIP setelah mendapat tambahan kuota sebanyak 77 orang. Mereka adalah para bintara yang sudah bertugas lebih dari 10 tahun di provinsi paling timur Indonesia tersebut.
Ketimbang provinsi lain, kuota SIP untuk Polda Papua memang lebih banyak lima kali lipat. Pasalnya, selain karena wilayah Papua yang luas, terjadinya pemekaran di sejumlah wilayah pun membuat beberapa pos seperti Polsek belum terisi.
Ditambah lagi tahun ini, Papua mempunyai hajatan akbar yakni menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021. Selain itu, tahun ini juga menandai berlakunya Otsus Papua jilid II.
Soal dana pendidikan SIP itu, kata Ahmad Mustafa difasilitasi affirmative action dari dana otsus, karena mayoritas pesertanya adalah orang asli Papua (OAP). Kebijakan itu memang senjaga dilakukan, karena semakin banyak orang Papua terlibat semakin baik sehingga tujuan otsus akan tercapai. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved