SEBANYAK 10 perguruan tinggi yang terdiri dari tujuh perguruan tinggi Indonesia dan tiga dari Uni Eropa serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, kembali tergabung dalam konsorsium Erasmus +IHiLead (Indonesian Higher Education Leadership).
Tujuh perguruan tinggi di Indonesia itu adalah Universitas Islam Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Presiden, Universitas Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, Universiyas Padjadjaran dan STIE Malangkucecwara. Sedangkan tiga perguruan tinggi Uni Eropa adalah University of Gloucestershire (Inggris), University of Granada (Spanyol) dan International School for Social and Business (Slovenia).
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, YM Vincent Piket pada peresmian kerjasama Erasmus+IHiLead, Selasa (2/3) malam mengatakan, kolaborasi ini merupakan projek untuk membangun struktur dan menguatkan perguruan tinggi serta menguatkan kurikulum di perguruan tinggi berdasar pengalaman.
''Peningkatan kapasitas bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dan untuk meningkatkan SDM Indonesia. Harapan akhir, akan menghasilkan SDM yang sesuain dengan kebutuhan untuk mengembangkan ekonomi lebih besar,'' katanya melalui aplikasi zoom.
Vincent Piket selanjutnya mengatakan, pertukaran sumberdaya antar universitas yang meliputi dosen, mahasiswa dan para staf akan membentuk ikatan dan kesepahaman bersama. Melalui kesepahaman ini, ujarnya, diharapkan Indonesia akan makin berkembang menjadi salah satu partner bagi Uni Eropa.
Diakuinya, adanya pandemi covid-19 telah menjadi penghalang dalam kerja sama semacam ini. ''Karena kitu, perlu melakukan berbagai adaptasi dan kreasi untuk mengisi kerjasama ini,'' katanya.
Dia menegaskan, generasi muda Indonesia dan Eropa mempunyai potensi akademik untuk menjadi orang-orang professional. ''Ini yang harus kita kembangkan bersama,'' katanya.
Sementara, David Dawson dari University of Gloucestershire, Inggris mengungkapkan program yang dijalankan oleh 10 perguruan tinggi ini berusaha keras menciptakan pemimpin masa depan. ''Saya berharap semoga kita bisa melalukan program-program yang lebih baik nantinya dan semoga kita bisa mewujudkan keberhasilan program dalam 50 tahun yang akan datang,'' katanya.
Kerja sama ini lanjutnya, juga menjadi bagian dari upaya bagi perguruan tinggi di Indonesia dan Eropa untuk mewujudkan Pendidikan yang baik dan modern di kedua Kawasan. Indonesia, katanya, terus menerus mengembangkan program yang dimaksudkan untuk mewujudkan pengembangan sumberdaya manusia yang dibutuhkan di Indonesia.
Di sisi lain, institusi di Eropa ini mendukung dan membantu institusi Indonesia agar tujuan yang diharapkan itu dapat dicapai. ''Program yang kina jalankan ini akan terlihat hasilnya pada 15-20 tahun mendatang,'' kata David.
Sementara Dirjen Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam mengungkapkan Erasmus mempunyai banyak program yang tidak hanya mengembangkan kapasitas universitas namun juga persahabatan dalam lingkup dosen, mahasiswa dan juga jajaran pimpinan universitas. ''Tidak hanya Indonesia dan Uni Eropa, tapi juga negara Asia dan Afrika dengan Uni Eropa. Kami sangat berharap dapat mendukung dan memberikan kontribusi aktif di masa yang akan dating,'' kata Dirjen.
Ia menegaskan, Indonesia telah mengembangkan model pembelajaran yang disebut kampus merdeka. Kampus merdeka, tambahnya, bertujuan untuk membuka universitas atau perguruan tinggi agar lebih kompeten.''Kampus Merdeka memberikan kesempatan untuk lebih terbuka dan mempunyai pembelajaran yang fleksibel dengan mengizinkan mahasiswa dari satu jurusan bisa belajar di jurusan lainnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dan magang di berbagai industri yang bisa menjadi hasil pembelajaran,'' katanya.
Prof. Nizam menyatakan, setiap mahasiswa itu unik dan memiliki bakat-bakat yang berbeda-beda. Melalui kampus merdeka ini, katanya, mahasiswa akan difasilitasi untuk saling merasakan pendidikan dan pengalaman mengambil mata kuliah berbeda di universitas lainnya.
Kemendikbud merancang 8 indikator kesuksesan yang dirasakan oleh mahasiswa dalam mengikuti program kampus merdeka yakni lulusan yang dipersiapkan untuk memiliki pekerjaan yang layak, pengalaman balajar di luar kampus, para dosen yang aktif di luar universitas, para praktisi yang mengajar di kampus, prestasi dan inovasi dosen yang digunakan dalam lingkup nasional dan terkenal lingkup internasional, kerja sama antar program studi dengan partner internasional, kelas yang partisipatif dan kolaboratif hingga program belajar dengan standar internasional.
Wakil Rektor UII Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., mengatakan mengawali tahun 2021 ini, UII kembali dipercaya untuk menjadi bagian dari konsorsium Erasmus+ iHiLead (Indonesian Higher Education Leadership) yang terdiri atas 7 universitas dari Indonesia, 3 universitas dari Uni Eropa, dan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. ''Ini adalah projek ke 5 Erasmus+ CBHE (Capacity Building for Higher Education) yang diikuti UII. Program yang dijalankan akan difokuskan pada pelatihan kepemimpinan pengampu manajemen kunci Perguruan Tinggi,'' katanya. (AU/OL-10)