Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dinas Sosial Jawa Barat Mendorong Disabilitas Mandiri

Bayu Anggoro
02/3/2021 21:15
Dinas Sosial Jawa Barat Mendorong Disabilitas Mandiri
Warga disabilitas tengah membuat batik tulis di Panti Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Jawa Barat, di Bandung, Selasa (2/3)(MI/BAYU ANGGORO)

WARGA disabilitas memiliki keterampilan yang baik jika diberi bimbingan dan pelatihan. Sejumlah produk hasil karya mereka diyakini memiliki kualitas yang bagus bahkan layak untuk menembus pasar
ekspor.

Optimisme itu diungkapkan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar, di Bandung, kemarin. Ia mengaku setiap tahun membina sedikitnya 100 penyandang disabilitas dari berbagai jenis.

Mereka diberi pelatihan keterampilan maupun pendidikan lainnya terkait kewirausahaan. Lamanya sekitar delapan bulan untuk setiap angkatan.

"Kami fokus membina mereka berwirausaha. Mereka belajar banyak
keterampilan," katanya di sela-sela membuka pelatihan 100 warga
disabilitas, di Panti Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat, Selasa (2/3).

Sebagai contoh, dia menyebut sejumlah produk hasil warga berkebutuhan
khusus itu seperti batik, gelas bermotif, dan sajadah. Tak hanya itu,
pihaknya juga memberi pelatihan keterampilan lainnya seperti pijat
hingga memasak. Tujuannya agar mereka ahli dalam membuat makanan yang nantinya diperjualbelikan.

"Setiap warga disabilitas mendapat pelatihan dua jenis keterampilan, sesuai dengan minat dan bakatnya," ujarnya.

Namun, Dodo mengakui pihaknya belum maksimal dalam memasarkan produk hasil karya binaannya tersebut. Produk hasil karya mereka belum banyak yang terserap karena minimnya pembeli. Padahal, volume produksi warga disabilitas itu sudah cukup banyak.

"Bisa memproduksi 20-30 batik per hari," katanya.

Sementara itu, Kepala UPTD Panti Sosial Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, dan Tubuh, Dinas Sosial Jawa Barat, Ferrus Syamach, berharap adanya pihak-pihak yang mau menyerap hasil karya warga disabilitas.

"Tidak berlebihan jika setiap pegawai negara, ASN membeli produk mereka sebagai bentuk keberpihakan. "Untuk menolong disabilitas. Mereka juga punya hak. Bukan untuk mematikan UMKM lain," katanya.

Ferrus menambahkan warga disabilitas lebih cocok diberi pelatihan
keterampilan dibanding dipekerjakan. Dengan harapan, kelak mereka akan
menjalankan usahanya sendiri sehingga memiliki kemandirian ekonomi.

"Dengan berwirausaha, kami berharap bisa bertahan lama," kata dia.

Pasalnya, menurut Ferrus warga berkebutuhan khusus ini tidak pernah
bertahan lama jika menjadi pekerja. "Ketika di lingkungan kerja, suasananya baik. Tapi ketika di luar, sudah tidak ramah lingkungan, banyak (fasilitas umum) yang kurang menunjang mereka."

Tak hanya itu, menurutnya warga disabilitas memiliki sensitivitas yang
tinggi. "Jadi mereka merasa suka di-bully. Padahal mungkin tidak seperti itu."

Lebih jauh, Dodo sepakat melalui pelatihan ini warga disabilitas
menjadi pribadi yang mandiri dan selalu semangat serta memiliki motivasi  yang lebih. "Jadi tidak menjadi beban untuk keluarga dan orang lain."

Saat ini, menurut dia, warga disabilitas masih terkesan menjadi objek
pemberian bantuan. "Jadi bagaimana kita bisa memberikan akses supaya
mereka lebih maju. Kita harus mendorong, memberi dukungan agar
penyandang disabilitas bisa lebih baik lagi." (N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya