Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Jalan Maunori Ende Nyaris Putus Akibat Abrasi Pantai

Ignas Kunda
28/2/2021 13:33
Jalan Maunori Ende Nyaris Putus Akibat Abrasi Pantai
Jalan Maunori-Ende yang nyaris putus akibat abrasi pantai(MI/Ignas Kunda)

JALAN Maunori – Ende, KM 2 tepatnya di Maundai, Desa Udiworowatu, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, NTT, nyaris putus akibat abrasi pantai yang kian parah belakangan ini.

Tembok penyokong pada bahu jalan telah amblas ke pesisir pantai Maundai. Kondisi ini semakin parah dalam sebulan terakhir ini akibat gelombang pasang yang terus terjadi. 

Para pengendara sepeda motor ataupun pengendara mobil harus ekstra hati-hati melewati ruas jalan tersebut bila dalam kondisi gelombang pasang atau ketika malam hari dari dan menuju Maunori. 

“Kami kalau lewat sini mau ke Maunori apalagi malam atau pas ada ombak kencang pasti takut dan rasa was-was badan jalan bisa roboh karena sebagianya sudah terkikis ombak. Apalagi sebagian badan jalan sudah longsor,” kata salah seorang pengendara yang hendak menuju Ende Ervin.

Warga lain, Sius (36), yang ditemui Media Indonesia menyatakan seharusnya pihak BPBD Nagekeo segera mengambil langkah antisipasi sebelum kerusakannya kian parah karena ini masuk dalam kategori bencana.

“Seharusnya BPBD segera tanggulangi karena ini bencana akibat abrasi pantai yang kian parah. Kalau mereka tidak cepat ambil tindakan maka jalan akan putus dan pasti anggaran akan makin besar untuk perbaiknnya nanti, karena bagian atasnya sudah ada rumah warga,” ujar Sius.

Baca juga: Abrasi Ambleskan Puluhan Pondok Wisata Pantai di Aceh Barat

Sedangkan Camat Keo Tengah Hilda Mutakasih mengatakan jalan tersebut merupakan jalan alternatif non-status yang memudahkan mobilisasi warga menuju Kabupaten Ende atau Kecamatan Nangaroro. Menurut Hilda, karena non-status maka artinya jalan bisa diintervensi oleh APBD 2, APBD 1 dan APBN bahkan juga APBDES desa setempat, sehingga pemerintah Desa Udiworowatu pernah membangun tembok penyokong sesuai lingkup pembiayaan APBDES.

Pihak kecamatan sudah pernah melaporkan hal tersebut ke pihak BPBD namun, belum ada realisasi hingga kini.

“Secara tertulis sudah kami laporkan tentang bencana abrasi yang terjadi tanggal 12 Pebruari 2021 kepada Bupati oleh penjabat kepala desa mengetahui camat, tembusan Wabup,  BPBD, dinas PU, Bappeda dan badan keuangan. Saat ini menunggu disposisi Bupati. Secara lisan sudah kami sampaikan kepada sekda dan kepala BPBD kabupaten Nagekeo,” pungkas Hilda.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya