Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ada 42 Titik Rawan Bencana di Sulawesi Selatan

Lina Herlina
16/2/2021 13:18
Ada 42 Titik Rawan Bencana di Sulawesi Selatan
Pengendara motor menerobos banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (17/1/2021)(ANTARA FOTO/Arnas Padda)

KEPALA Basarnas Makassar, Djunaidi menyebutkan terdapat 42 titik rawan bencana dan kecelakaan di Sulawesi Selatan. Dari 42 titik rawan bencana dan kecelakaan di Sulsel itu, terdiri dari enam titik kecelakaan penerbangan/udara, tujuh titik kecelakaan pelayaran/laut, bencana gempa delapan titik, angin kencang delapan titik, longsor delapan titik, banjir lima titik dab tsunami dua titik.

Basarnas Makassar juga mencatat pada 2020, pihaknya menangani sebanyak 117 kejadian musibah dari empat musibah yang ada. Yaitu kondisi  membahayakan manusia 56 kejadian, kecelakaan kapal 49 kejadian, dan bencana alam 12 kejadian. Untuk kecelakaan pesawat nihil.

"Dari kejadian pada 2020 itu, sebanyak 2.158 orang yag selamat, meninggal 86 orang, dan hilang 37 orang," ungkap Djunaidi, Selasa (16/2).

Selama 2021 hingga Februari ini, sudah terjadi 14 musibah. Terdiri dari kondisi yang membahayakan orang 10 kejadian, kecelakaan kapal dua kejadian, dan bencana alam dua kejadian. Korban jiwa yang terdampak tapi selamat sebanyak 18.182 orang, meninggal 18 orang dan hilang empat orang.

"Karenanya, ke depan, kami sudah punya program 2020-2024, untuk menambah sumber daya manusia (SDM) untuk tim SAR, penambahan shelter, penambahan lahan dermaga, pengembangan pos menjadi kantor SAR, serta menambah potensi SAR sebanyak 200 orang," lanjut Djunaidi.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia atau sekitar 96 persen dari 342 zona musim, saat ini telah memasuki musim hujan. Hal ini juga telah diprediksi sejak Agustus 2020 lalu, bahwa terkait dengan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari - Februari 2021, termasuk di sebagian Sulawesi.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem harus terus ditingkatkan. Analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

baca juga: Jalan Raya Porong Tergenang Banjir

Hal ini disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia dan sirkulasi siklonik di sekitar wilayah utara Indonesia sehingga mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia. Selain itu, kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian wilayah Indonesia dapat turut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan dalam skala lokal.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebar yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang bisa juga terjadi di Sulawesi Selatan. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya