Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
RISIKO kematian akibat covid-19 kemungkinan akan berkurang setelah pemerintah mengizinkan orang lanjut usia dan orang dengan komorbid (penyakit penyerta) mendapatkan vaksin.
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/11/368/2021.
Surat Edaran itu juga mengatur pelaksanaan vaksinasi kepada penyintas covid-19 dan sasaran tunda. Juru Bicara Program Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan melalui Surat Edaran tersebut pemerintah ingin memastikan keamanan masyarakat dari penularan covid-19.
"Ini merupakan penambahan proteksi kepada kelompok-kelompok yang sebelumnya tidak bisa mendapatkan proteksi tersebut," kata Siti Nadia, Senin (15/2).
Baca juga: Ini Aturan Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia
Menurut teori, kata Siti Nadia, vaksinasi kepada lansia dan orang dengan komorbid akan menurunkan angka sakit dan kematian. "Harapannya tentu para lansia dapat terlindungi," tuturnya.
Siti Nadia menjelaskan proses vaksinasi kepada lansia dan orang dengan komorbid berbeda dari orang umumnya. Dalam banyak kasus, lansia juga memiliki komorbid.
Sejauh ini, menurut dia, pelaksanaan program vaksinasi masih sesuai rencana. Hingga akhir Februari, tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan vaksinasi kedua mungkin mencapai 1,48 juta. Meski demikian, Siti Nadia mengaku pelaksanaan vaksinasi masih menemui tantangan.
"Masih ada tenaga kesehatan yang belum datang ke tempat vaksinasi. Mungkin kebingungan, apakah mereka harus menunggu atau mereka sudah bisa langsung datang," ujar Siti Nadia.
Kementerian Kesehatan sudah menyampaikan bahwa para tenaga kesehatan bisa langsung datang ke tempat vaksinasi. Tantangan lainnya, masih banyak tenaga kesehatan dengan komorbid. (R-3)
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved