Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pasien Isolasi Mandiri Tak Dikontrol Picu Kasus Covid Melonjak

Dwi Apriani
05/2/2021 21:07
Pasien Isolasi Mandiri Tak Dikontrol Picu Kasus Covid Melonjak
Epidemiologi Universitas Sriwijaya, Dr Iche Andriyani Liberty(MI/Dwi Apriani)

AHLI Epidemiologi Universitas Sriwijaya, Dr. Iche Andriyani Liberty mengatakan, berdasar catatan peningkatan angka kasus positif di Sumatera Selatan (Sumsel) sudah menyentuh 27,68 persen. Data itu artinya ada kenaikan 0,52 persen positif Covid-19 dari sebelumnya pada dua pekan awal Januari 2021.

Diakuinya, fakta terbaru menunjukkan rasio tingkat pemeriksaan dengan kasus konfirmasi positif tinggi. "Ini jugalah yang menunjukkan bukti bahwa penularan kasus positif di Sumsel semakin masif. Jika merujuk standar dari World Health Organization (WHO), angka positivity rate virus terkendali berada di angka lima persen," jelasnya, Jumat (5/2).

Ia menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 ini, terjadi akibat mobilitas masyarakat yang tinggi di awal tahun, lalu tidak terkontrolnya pasien isolasi mandiri (Isman). "Kita tidak tahu, apakah mereka yang melakukan isolasi mandiri sudah menjalankan peraturan secara benar," jelas dia.

Dari pemeriksaan kasus positif baru, 13 persen kasus ditemukan terpapar dari keluarga pasien yang melakukan isman. "Bisa jadi mereka yang terjangkit adalah yang tinggal serumah dengan orang yang sedang melakukan isolasi mandiri," jelas dia.

Iche menambahkan, selama ini orang dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala diperbolehkan untuk menjalani isman di rumah. Hal itu terjadi lantaran tidak ada lagi tempat isolasi seperti di Wisma Atlet Jakabaring. "Untuk itu, perlu pemantauan yang lebih ketat agar penularan tidak semakin meningkat," jelas dia.

Iche menyebutkan, peningkatan kasus terjadi sejak Desember 2020. Namun, bila dirincikan pada rentang Desember - Januari ada 2.370 kasus, sedangkan pada Januari - Februari tercatat ada 2.476 kasus. Selain itu, penambahan 1.000 kasus positif pun menjadi semakin pendek yaitu hanya membutuhkan waktu 11 hari padahal sebelumnya 13 hari.

"Kalau dianalisis April-Desember penambahan ini besar. Bisa jadi karena tidak optimal 3M dan 3T yang tidak optimal. Keduanya harus optimal," kata dia.

Kini angka kesembuhan pasien Covid-19 di Sumsel tergolong tinggi atau 82,30 persen, kasus aktif menurun dibanding angka nasional dan kematian juga menurun atau hanya 4,90 persen.

"Tapi apa daya kalau sembuh tapi kasus bertambah perlu ada tempat isolasi mandiri yang benar patuh atau sesuai syarat. Apalagi, gambaran kontak erat bisa jadi konfirmasi kontak erat 13 persen jadi konfirmasi," terang dia.

Dijelaskan Iche, penambahan kasus ini bukan karena pemeriksaan yang masif. Kondisi ini berbeda dengan kuantitas pemeriksaan yang dilakukan pemerintah. "Saya bilang karena tes masif tapi itu dulu. Sekarang drop ke 20 persen ini gambaran kalau penularan di masyarakat masih terus terjadi dengan cepat," jelas dia.

Euforia masyarakat menyambut vaksin Covid-19 pun disinyalir turut menyumbang peningkatan kasus. "Ini juga karena informasi keliru sehingga masyarakat kurang percaya dengan pemerintah. Informasi dokter meninggal berpengaruh padahal hasil klarifikasi bukan karena vaksin," ungkapnya dengan gemas. (OL-13)

Baca Juga: Besok, Sikka Gelar Vaksinasi Covid Tahap I

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya