MASYARAKAT dan nelayan di pesisir Indramayu, Jawa Barat diimbau untuk mewaspadai gelombang tinggi. Ancaman banjir pasang air laut atau rob juga harus diwaspadai.
Petugas Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn menjelaskan imbauan itu disampaikan BMKG Kedeputian bidang Meteorologi. "Gelombang tinggi dan banjir pesisir (rob) di perairan utara Jawa itu pada 27-29 Januari 2021," ungkap Faiz, Rabu (27/1).
Ancaman gelombang tinggi dan banjir rob tersebut menurut Faiz dikarenakan selama kurun waktu tersebut kecepatan angin cukup tinggi yaitu antara 9-46 km/jam. Angin kencang tersebut berhembus konsisten di laut Jawa dan mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di perairan utara Jawa.
Ketinggian gelombang diperkirakan berkisar 2,5 meter hingga 4 meter. "Kondisi ini diperparah dengan adanya adanya bulan purnama," ungkap Faiz.
Sementara itu Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, menjelaskan sebenarnya sebagian besar nelayan tradisional di kabupaten Indramayu saat ini sudah tidak bisa melaut.
"Akibat gelombang tinggi sudah dua mingguan ini nelayan tradisional sudah tidak bisa melaut terutama nelayan di pesisir utara Indramayu mulai dari Ujunggebang hingga Pabean Ilir," ungkap Dedi.
Namun untuk nelayan di pesisir timur Indramayu seperti Glayem, Dadap dan Limbangan untuk saat ini masih bisa melaut. Menurut Dedi ini dikarenakan pesisir timur Indramayu lebih aman dibandingkan pesisir utara. (OL-15)