Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Buruknya kondisi jalan dan ketiadaan jembatan menyebabkan penderitaan bagi warga di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Dalam tiga hari terakhir, terdapat dua jenazah yang terpaksa digotong dan seorang ibu hamil terpaksa digendong suaminya lantaran kendaraan pengangkut tak bisa melintas.
Pada Kamis (7/1) lalu, jenazah Rikardus Gama asal Nanga Lanang, Desa Bea Ngencung, Kecamatan Rana Mese terpaksa diturunkan dari mobil dumptruck yang mengangkutnya dari Rumah Sakit Cancar, Manggarai. Kendaraan yang biasa digunakan sebagai pengangkut material bangunan itu terpaksa berhenti di tepi timur sungai Wae Musur, Desa Compang Ndejing karena tak ada jembatan penghubung menuju desa-desa di sisi barat sungai itu.
Akun Facebook Lois Gonsales mengunggah foto dan video proses menurunkan peti jenazah dari atas mobil dumptruck hingga mengevakuasi dengan cara menggotong melewati bentangan aliran sungai Wae Musur. Tampak dalam gambar, mereka menerobos aliran air setinggi paha hingga pinggang orang dewasa.
"Kami harus gotong jenazah melintasi sungai. Kendaraan pengangkut jenazah tidak bisa melintas karena jembatan tidak ada. Setelah menyeberang sungai baru jenazah diangkut lagi dengan kendaraan lain," tutur Lois Gonzales, saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (7/1) petang.
Dua hari kemudian, Sabtu (9/1), peristiwa serupa terjadi lagi di tempat itu. Kali ini, peti jenazah Alex Jebobat asal kampung Bea Kawu, Desa Bea Ngencung yang digotong. Kendaraan yang mengambil jenazah dari Rumah Sakit Cancar, Manggarai kembali menurunkan jenazah di tepi timur sungai Wae Musur karena tak bisa melintasi jalan buruk tanpa jembatan itu.
Akun Facebook Theodorus Pamput mengunggah foto evakuasi peti jenazah dengan caption, "Lagi2 Jenazah Rakyat Sebelah Wae Musur di Gotong akibat banjir (9/1/2021." Dalam foto tersebut, tampak 13 orang pria menandu jenazah dengan menggunakan dua batang bambu.
Sehari sebelumnya, Jumat (8/1), seorang ibu hamil terpaksa digendong suaminya. Peristiwa itu viral setelah diunggah ke media sosial oleh akun Facebook Kae Benox. “Semoga ema adak memperhatikan ini jlnx seharusx ditempu dlm 1 jam tapi molor 2 3 jam tragis #smgt utk tenaga medis tetap setia mendamping pasienx #jln watu cie-tanggar-deno,” tulis akun tersebut.
Peristiwa itu terjadi di Wangkung, ruas jalan Watu Cie - Tanggar - Deno, Kecamatan Poco Ranaka. Kondisi jalan menanjak yang rusak parah menyebabkan roda kendaraan tertanam di dalam lapisan bebatuan yang tak beraturan. Mobil pun macet, sementara ibu hamil terus merintih kesakitan.
Dengan sigap, suaminya menurunkan ibu hamil dari mobil lalu menggendongnya. Tampak pula bidan, perawat, dan keluarga pasien lainnya berusaha membantu ibu hamil yang hendak dirujuk ke RSUD Ben Mboi Ruteng itu. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved