Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pandemi tak Pengaruhi Aktivitas Ibu Rumah Tangga Buat Tenun Ikat

Gabriel Langga
09/1/2021 23:25
Pandemi tak Pengaruhi Aktivitas Ibu Rumah Tangga Buat Tenun Ikat
Ilustrasi penenun ikat.(MI/Sumaryanto)

PANDEMI covid-19 tidak terlalu pengaruhi  aktivitas ibu-ibu rumah tangga di Wolombetan, Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Justru dalam situasi pandemi Covid-19, mereka tetap melakukan aktivitas membuat tenun ikat untuk dijual memenuhi kebutuhan keluarganya. Seperti yang dilakukan ibu rumah tangga Hendrika Heni.

Ia tetap melakukan aktivitas dengan membuat tenun ikat yang bisa dijadikan sebagai sarung atau selendang. Karena baginya kain tenun tidak hanya dipakai untuk sehari-hari, tapi juga untuk acara belis atau kematian.

Kepada mediaindonesia.com, Sabtu (9/1), ibu satu anak ini mengatakan proses pembuatan kain tenun relatif lama. Untuk satu lembar sarung panjang 3 meter dan lebar 1 meter, dibutuhkan paling singkat satu bulan, mulai dari pintal benang toko sampai tenun ikat siap.

Disampaikan dia, benang yang digunakan dibeli dari toko dan dipintal sendiri. Selanjutnya untuk pewarnaan sarung tersebut menggunakan pewarna tekstil.

"Saya ikat sendiri sampai dengan pewarnaan. Kalau tenun saya suruh keluarga. Mengingat saya belum mahir untuk tenun menjadi sebuah sarung," papar Hendrika Heni yang biasa disapa Heni itu.

Usai ditenun, kata dia, sarung itu dibiarkan utuh. Sementara sarung yang lain dipotong untuk dijadikan selendang. Dengan bermodal mesin jahit, pinggiran selendang itu dijahit olehnya sehingga kelihatan rapi.

Untuk melakukan penjualan, Heni tetap menggunakan media sosial seperti facebook dan Whatsapp. Yang mana, di waktu kosong, ia posting sendiri sarung dan selendang tersebut di media sosial. Ia mengaku apabila ada pembeli tertarik, maka pembelian sendiri datang ambil di rumahnya. Terkait harga, tergantung dari tawar harga menawar nantinya.

"Kita jual sarung dan selendang jangan terlalu mahal. Yang penting modal kita kembali dan ada keuntungan sedikit. Paling penting kita bisa membantu penghasilan suami," tandas Heni ini.

Menurut dia, mau situasi pandemi atau tidak dirinya tetap melakukan aktivitas membuat sarung. "Justru dalam situasi covid-19 ini kita dapat membantu penghasilan suami. Waktu yang diberikan sangat banyak untuk membuat sarung tenun ikat ini," pungkas dia (GL/OL-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya