Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Tokoh Adat: Jangan Bertengkar Lagi Soal Nama Bandara

Yusuf Riaman
07/1/2021 21:26
Tokoh Adat: Jangan Bertengkar Lagi Soal Nama Bandara
Sejumlah pengunjuk rasa melakukan aksi tolak perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kantor DPRD Prov NTB beberapa waktu lalu.(ANTARA)

Sejumlah tokoh masyarakat di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap tidak ada lagi yang meributkan soal pergantian nama bandar udara internasional Lombok. Salah satu tokoh itu, mantan Bupati Lombok Timur, Moch. Ali bin Dachlan mengharapkan masyarakat Sasak tidak ribut soal nama bandara.

"Suku bangsa Sasak sendiri menjunjung tinggi perbedaan dalam pepatah Sasak yang cukup populer, 'Lain setuq lain jajak, lain gubuk lain adat'," katanya saat mengisi materi launching empat buku yang diterbitkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Gunung Rinjani (UGR) di Hotel Jayakarta, Rabu (30/12).

Pada launching yang dihadiri Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, Baiq Mulyanah itu, Ali pun mensitir silang pendapat berkenaan dengan dipahlawankannya TGH Zainuddin Abdul Madjid dan dimonumenkan dalam nama bandara. Ia menegaskan bahwa ZAM benar sudah melalui proses sebagai pahlawan.
    
Dijadikannya seseorang sebagai pahlawan, lanjut Ali, tidak harus mati bertempur di medan peperangan. Ada bidang-bidang tertentu yang intens digeluti yang bisa memahlawankan seseorang. Ia menyebut Soekarno merupakan pahlawan di bidang pemikiran, pun terdapat sederet pahlawan dibidang lain yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pembangunan bangsa.
     
"TGH. Zainuddin Abdul Madjid itu pahlawan dengan ribuan sekolah. Dia berjasa. Jangan katakan tak berjasa hanya karena tidak NW. Kalau begini kita tidak siap bernegara,� jelasnya.
    
Karena itu dia menegaskan kembali agar orang Sasak jangan bertengkar lagi soal nama bandara karena hanya buang-buang waktu, “Kalau orang Sasak terus seperti ini, orang luar akan tertawa,� lanjut Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR) ini.
     
Ali menilai selama ini orang Lombok sering ribut jika ada tokoh-tokoh di sekitarnya (yang kurang disukai) menonjol dan diajukan dalam jabatan tertentu. Seharusnya yang dikedepankan, kalau orang Sasak ada yang jadi menteri, adalah kebanggaan sebagai suku bangsa Sasak.

''Kapan mulai mendangkalkan kefanatikan pada kelompok. Jangan memuja kelompok karena kalau itu terjadi, kita ini belum maju,'' cetus penulis kumpulan cerpen 'Ibuku Sayang' ini.

Menurutnya, kalau umat Islam selalu bertengkar maka akan selalu diadu, ''Jangan salahkan orang luar kalau kita alami kemunduran,'' paparnya.
     
Harapan yang sama juga muncul pada acara doa bersama dan silaturahmi dengan toga toma dalam rangka keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) 2021, di lapangan tenis Polda NTB, Rabu (6/1)
     
Pada silaturrahmi tersebut, Tuang Guru Haji Ma'arif Makmun, Pengasuh Pondok Pesantren Manhalul Ma'arif di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, menyebutkan, terkait persoalan nama bandara jangan diributkan di media sosial. "Jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan organisasi yang ada di NTB, sementara mereka adalah sahabat atau teman,'' pesannya.

Begitu juga dengan, Pimpinan Ma'had MDQH NW Pancor yang juga merupakan Ketua Umum Rois A'am Dewan Mustasyar PBNW, TGH. Yusuf Makmun berharap agar suatu perbedaan jangan dijadikan sebuah permasalahan.

''Semoga perbedaan yang ada jangan dijadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan," katanya.
     
Tidak kurang Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Kapolda NTB mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kondusivitas.
      
Menurut mereka, dengan kesadaran kolektif dan kekompakan seluruh pihak, maka kegaduhan, kendala atau pun permasalahan dapat segera diatasi. "Kita dianjurkan untuk menjauhi prasangka. Tetapi dunia sudah beda. Adanya sosial media membuat informasi yang tidak simetris ada dimana-mana. Dengan kekompakan bersama, kita tata semua dengan baik supaya kegaduhan tidak muncul,'' kata Gubernur yang juga hadir pada acara tersebut. (YR/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya