Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WARGA korban banjir di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, diserang penyakit. Mereka adalah para pengungsi yang rumahnya terendam di kawasan
Kecamatan Lhok Sukon, Matangkuli, Tanah Luas, Pirak Timu, dan Cot Girek.
Sesuai penelusuran Media Indonedia, Rabu (9/12), umumnya mereka terserang penyakit paskabanjir seperti diare, demam, batuk, gatal-gatal, dan flu.
Ada juga sebagian lagi mengalami luka-luka pada kaki karena terkena pecahan kaca saat menyelamatkan diri dari banjir yang terjadi akhir pekan lalu.
Baca juga: Waspadai Angin Kencang Beberapa Hari ke Depan
Di Pos Kesehatan Lhok Sukon, Kecamatan Lhok Sukon, Ibu Kota Kabupaten Aceh Utara, misalnya, ada sekitar 500 korban banjir datang untuk berobat. Lalu sekitar 30 di ataranya adalah luka di kaki karena terkena pecahan kaca.
Kepala Puskesmas Lhok Sukon, Adnani, mengatakan agar semua penderita mendapat pertolongan medis, pihaknya mengooperasikan satu unit mobil ambulans keliling. Petugas medis ambulans melakukan penyisiran ke kampung-kampung untuk menolong korban banjir.
Dikatakan Adnani, pasien yang tidak sanggup ditangani di posko kesehatan karena harus dirawat inap, akan dirujuk ke rumah sakit di Lhokseumawe, misalnya RSUD Cut Metia. Pasalnya, saat ini, rawat inap di Puskesmas Lhok Sukon belum aktif karena sempat terendam banjir.
Adapun kondisi di berbagai lokasi banjir, air mulai surut. Warga yang rumahnya sempat terendam sibuk membersihkan sedimen lumpur atau sampah banjir.
Namun, mereka tetap mewaspadai bsnjir susulan. Apalagi cuaca mendung selalu menyelimuti langut setempat. Kemudian hujan juga masih terjadi walau tidak sederas pekan lalu. (OL-1)
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Provinsi Aceh terus berlangsung. Sejak tiga pekan terakhir hingga, Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda pasokan gas tersebut membaik.
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved