Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
HUJAN yang turun sepanjang Kamis (3/12) malam hingga Jumat (4/12) subuh di Kota Medan, Sumatra Utara, mengakibatkan bencana banjir yang menelan korban jiwa setidaknya 5 orang dan 1 masih dicari.
Kondisi paling parah dialami warga kawasan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, khususnya Perumahan De Flamboyan dan permukiman sekitarnya. Rumah dan bangunan yang terendam banjir dengan ketinggian 3-6 meter mencapai ribuan unit.
Fatiasa Zebua, 42, warga Perumahan De Flamboyan, melalui sambungan telepon mengungkapkan air naik dengan cepat mulai pukul 23.30 WIB. Dia yakin banjir berasal dari luapan air Sungai Tuntungan yang berada tidak jauh dari perumahannya.
Pada sekitar pukul 00.30 WIB, Jumat (4/12), air sudah setinggi rumah sehingga Fatiasa membawa ketiga anaknya naik ke atas atap. Para tetangga juga melakukan aksi serupa untuk menyelamatkan diri.
Air yang menggenangi kawasan perumahan bergerak dengan arus kuat seperti air bah. Beberapa warga hanyut terbawa arus. Di antara mereka yang hanyut ditemukan tersangkut di jembatan akses masuk perumahan.
Korban yang sudah dipastikan meninggal dunia, antara lain Pendeta Hutapea dan Kepala Kantor Mega Finance Medan, Julita Simanjuntak, 29. Putra Julita bernama Immanuel, 2, juga dilaporkan terseret air dan belum ditemukan.
Kepala Kantor SAR Medan Toto Mulyono mengatakan tim SAR telah menemukan lima korban meninggal dunia dalam banjir di Tanjung Selamat.
“Kelimanya sudah dievakuasi dan satu lagi masih dalam pencarian,” ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (4/12) malam.
Camat Medan Tuntungan Topan Ginting mengatakan tim dari BPBD Medan, BPBD Sumut dan Basarnas, sudah turun ke lokasi sejak awal kejadian.
Namun, mereka mengalami kesulitan melakukan evakuasi. Tim penyelamat kesulitan masuk ke lokasi karena ketinggian air mencapai 3-6 meter.
Di pihak lain, dalam proses evakuasi, tim SAR menghadapi sejumlah kendala, salah satunya ialah warga tidak bersedia dievakuasi. Penolakan warga dialami tim SAR di Kecamatan Medan Denai, Medan Polonia, dan Medan Kota.
Tanah bergerak
Selain di Tanjung Selamat, banjir cukup parah juga menggenangi kawasan lain di Medan, yakni di Johor, Kampung Aur, dan Kampung Lalang.
Pada ketiga kawasan itu, air mencapai 1-2 meter. Manager Pusdalops-PB BPBD Kota Medan, Nurly, mencatat 2.773 rumah yang dihuni 5.965 jiwa terdampak banjir. Jumlah ini terangkum dari Kecamatan Medan Maimun, Medan Johor, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Baru, Medan Petisah, dan Medan Polonia.
Banjir juga terjadi di beberapa daerah lainnya, misalnya di Pematang Siantar, Sumut dan Purbalingga, Jawa Tengah. Pemkot Pematang Siantar sudah mengungsikan sejumlah warga dan mendirikan dapur rumah. Di Purbalingga, selain menggenangi rumah warga, tanah juga retak dan bergerak mengakibatkan 147 rumah rusak dan 169 keluarga harus mengungsi.
Sementara itu, seluruh desa di Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dimitigasi rawan bencana saat intensitas curah hujan tinggi. Kontur tanah yang relatif labil membuat potensi kebencanaan meningkat.
Camat Campakamulya, Candra Dwi Kusumah, menuturkan desa yang rawan bencana, yakni Campaka Warna, Campakamulya, Sukasirna, Cibanggala, dan Sukabungah. (PS/AP/LD/DW/UL/BB/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved