Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEJUMLAH masyarakat di Jawa Barat yang tergabung dalam Aliansi Kerakyatan anti-Makar (AKAM) Jawa Barat menolak segala bentuk kegiatan yang melibatkan jumlah massa besar yang melanggar protokol kesehatan. Sebab Selain mengancam kesehatan, aktivitas itu diyakini akan mengganggu kondusivitas masyarakat.
Koordinator AKAM, Gagah Rusmaji, menyontohkan, berbagai kegiatan yang dilakukan kelompok pendukung Rizieq Shihab belakangan ini akan berdampak terhadap penyebaran virus korona. Padahal, selama ini pemerintah sudah berusaha keras dalam menghentikan pandemi tersebut.
Baca juga: Pangdam Jaya: FPI Dibubarkan Saja, Gak ada Gunanya?
"Kami kecewa kepada masyarakat yang mengatasnamakan ormas Islam yang beberapa waktu lalu menggelar aksi. Harapannya agar ormas memberi contoh dalam menjaga kesehatan di masa covid ini," katanya saat menggelar aksi di depan Markas Polrestabes Bandung, Jumat (20/11).
Selain melanggar protokol kesehatan, menurutnya aksi seperti yang dilakukan FPI pun mengganggu kondusivitas di masyarakat. Sebab, dalam aksi itu diungkapkan sejumlah pernyataan yang bisa memecah belah bangsa.
"Masyarakat tidak membutuhkan keramaian. Yang dibutuhkan bagaimana menjaga protokol kesehatan dan persatuan sesama anak bangsa," ujarnya.
Oleh karena itu, dia pun meminta pemerintah daerah agar lebih tegas untuk melarang berbagai kegiatan massa tersebut. Selama ini, dia menilai pemerintah daerah belum maksimal dalam mencegah kegiatan tersebut.
Dia juga mendukung langkah kepolisian yang menindak tegas kepala daerah yang tidak berupaya maksimal dalam mencegah kegiatan tersebut. "Pemda harus tegas. Jika tidak, sudah seharusnya diberi sanksi," ujarnya.
Selain itu, aksi serupa pun dilakukan Front Pembela Bangsa di depan kantor Pemkot Bandung yang menolak keras kedatangan pimpinan FPI Rizieq Shihab di Jawa Barat. Pasalnya, menurut dia aksi Rizieq bersama FPI sudah mengganggu ketertiban di masyarakat.
"Penanganan protokol covid-19 yang terus dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, bahkan menimbulkan pengorbanan nyawa dari para tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat, seolah terasa tanpa arti akibat kedatangan Rizieq Shihab beberapa waktu lalu ke Indonesia," katanya.
"Sebagai seorang tokoh, Rizieq Shihab seharusnya dapat memberikan pengertian kepada para pendukungnya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," ujarnya. Dia juga mempertanyakan isu revolusi akhlak yang didengungkan Rizieq bersama FPI.
Sebab, menurutnya hal ini tidak sesuai dengan caci maki dan umpatan keras yang dilakukan kelompok tersebut. "Revolusi akhlak seperti inikah yang dibawa Rizieq Shihab setelah pulang dari pengasingan? Apakah layak seorang yang katanya keturunan Rasulullah SAW terus melontarkan cacian, makian dan sumpah serapah kepada pihak-pihak yang berseberangan dengannya?"
Oleh karena itu, dia memastikan pihaknya menolak keras kedatangan Rizieq Shihab di Jawa Barat. "Menolak kedatangan Rizieq Shihab beserta para pendukungnya di Kota Bandung khususnya dan umumnya di seluruh wilayah Jawa Barat, karena hanya akan menimbulkan kerumunan dan menambah angka penderita covid-19, serta hanya akan menimbulkan permusuhan, kebencian, memecah belah antar sesama umat," katanya. (BY/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved