Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Dalam Seminggu, Merapi Alami 244 Kali Gempa Vulkanika Dangkal

Ardi Teristi Hardi
13/11/2020 18:43
Dalam Seminggu, Merapi Alami 244 Kali Gempa Vulkanika Dangkal
Relawan membagikan nasi bungkus kepada pengungsi erupsi Merapi di Desa Glagaharjo, Kabupaten Sleman, DIY.(MI/Ardi Teristi Hardi)

BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengeluarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada 6-12 November 2020. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyampaikan, guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 3 km di sektor barat ke arah hulu Kali Sat pada tanggal 8 November pukul 12.57 WIB.

"Kegempaan Gunung Merapi dalam minggu ini tercatat 244 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 2.189 kali gempa Fase Banyak (MP), 9 kali gempa Low Frekuensi (LF), 385 kali gempa Guguran (RF), 403 kali gempa Hembusan (DG), dan 6 kali gempa Tektonik (TT)," papar Hanik Humaida, Jumat (13/11).

Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 11 November 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah. 

"Perhitungan Volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada tanggal 3 November 2020 sebesar 200.000 m kubik,"  jelas dia, Jumat (13/11).

Deformasi Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.042,361 m hingga 4.043,057 m. Dan dari BAB ke reflektor RBZ pada kisaran 3.856,911 m hingga 3.857,681 m. Baseline GPS Klatakan Plawangan berkisar pada 6.164,05 m hingga 6.164,07 m. Deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini  menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 10 cm/hari.

Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis  hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 250 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada tanggal 8 November 2020 jam 14.50 WIB. Hujan dan Lahar Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung 
Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 34 mm/jam selama 35 menit di Pos Ngepos pada tanggal 11 November 2020. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahana liran di sungai sungai yang berhulu di G. Merapi.

Berdasarkan hasii pengamatan visual dan instrumental, BPPTKG menyimpulkan, terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas Siaga. 

"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km," terang dia.

baca juga: Pengungsi Gunung Merapi di Klaten Meningkat

Dengan tingkat aktivitas Siaga, para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana G. Merapi direkomendasikan mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan G. Merapi yang bisa terjadi setiap saat. 

"Penambangan di alur sungai sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB lII Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi," terangnya.

Masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," pungkas dia. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya