Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Netralitas ASN masih Jadi Masalah Besar

Palce Amalo
09/11/2020 04:05
Netralitas ASN masih Jadi Masalah Besar
Zony Libing, Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur.(MI/PALCE AMALO)

NETRALITAS aparatur sipil negara mudah diucapkan. Fakta­nya, pelanggaran terus mereka lakukan.

Kondisi itu tidak hanya dirasakan tokoh politik, tapi juga tokoh agama sekelas Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat. Kemarin, ia memanggil sejumlah pejabat di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, termasuk Penjabat Bupati Zony Libing.

“Kami dipanggil oleh Bapak Uskup. Di Gereja Katedral, beliau mendoakan kami secara khusus untuk mampu menjaga netralitas,” ujar Zony Libing.

Selain ASN, penyelenggara pilkada juga ikut didoakan di gereja. Kondisi di Ruteng, ibu kota Manggarai hingga desa-desa, saat ini masih sangat kondusif. Pendukung kubu-kubu yang akan berkontestansi mampu mengendalikan diri dan berkampanye sesuai aturan.

Karena itu, Zony optimistis penyelenggaraan pilkada akan berlangsung lancar dan kondusif. “Kami juga membangun komunikasi dengan tokoh agama lainnya, tokoh adat, kandidat bupati, penyelenggara pemilu dan aparat keamanan. Kami berkomitmen menciptakan pilkada yang aman dan dan damai,” ujarnya.

Netralitas ASN juga menjadi perhatian Pemkab Cianjur, Jawa Barat. Pada setiap momen, Pjs Bupati Dudu Sudrajat Abdurachim selalu mengingatkan mereka untuk tidak terlibat politik praktis dengan mendukung salah satu pasangan calon.

“Netralitas ASN harus betul-betul terjaga. Kepala desa juga dilarang ikut campur dalam urusan politik,” tandasnya.

Ancaman juga dilontarkan Bupati Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Justiar Noer. “Junjung tinggi netralitas. Jika tidak, ASN akan mendapatkan sanksi tegas.”

Keberpihakan ASN berpotensi menimbulkan perpecahan. Karena itu, bupati dua periode di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Mardani H Maming mengingatkan warga untuk tidak terpecah belah akibat berbeda pilihan.

“Ini hanya pilkada. Jangan sampai karena pilkada, kita sesama saudara jadi bermusuhan,” tegasnya.  

Gibran

Keseruan debat pilkada di sejumlah daerah muncul akhir pekan lalu. Di Surakarta, Jawa Tengah, anak sulung Presiden Joko Widodo mengaku sudah mengeluarkan semua program dan rencananya.

“Saya sudah memaparkan semua. Mulai program, problem, dan bagaimana menyelesaikannya. Silakan masyarakat Solo menilai,” ujarnya.

Di kubu seberang, calon Wali Kota Bagyo Wahyono mengaku banyak mendapat dukungan setelah debat usai. “Setelah ini, kami kembali kampanye dari pintu ke pintu. Menemui tokoh untuk mendapat masukan bagaimana menata kota ke depan.”

Di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, pasangan petahana Panji Alam-Endang PU Ishak, selangkah lagi sah kembali masuk arena. Kemarin, KPUD menerima surat putusan dari Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan mereka.

Sebelumnya, Ilyas-Endang diputuskan didiskualifikasi karena melakukan sejumlah pelanggaran. Mereka menggugat ke MA, dan akhirnya dimenangkan. “Dengan diterima surat putusan MA, kami akan melakukan kajian untuk menentukan langkah menetapkan kembali pasangan ini sebagai peserta pilkada,” kata Ketua KPUD Massuryati.

Di daerah ini, Charta Politika Indonesia sudah melakukan sigi terhadap 400 warga pada akhir Oktober lalu. “Untuk tingkat pengenalan publik, Ilyas tertinggi dengan 98,3%, sedangkan calon bupati Panca Wijaya Akrab 94,4%. Ilyas dinilai sebagai tokoh paling dikenal, namun Panca dinilai responden sebagai tokoh paling disukai,” ungkap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya. (BB/RF/DY/BK/WJ/DW/FL/AD/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya