Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
DI masa pandemi Covid-19, gairah petani lokal menanam tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat di Kabupaten Sikka, NTT, puas terbayar. Pasalnya produksi petani lokal yang ada di sejumlah desa, kini menguasai sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Sikka.
Salah satu pedagang Pasar Alok, Bernadus Padu Keytimu saat ditemui mediaindonesia.com, Selasa (6/10) mengaku mayoritas pedagang di sini membeli cabai dan tomat dari hasil petani lokal yang dijual kembali di Pasar Alok. "Cabai dan tomat Kita langsung beli di petani lokal karena hampir semua petani
yang ada di desa menanam cabai dan tomat," ungkap Bernadus
Sebelumnya, jelas dia, para pedagang harus mendatangkan cabai dan tomat
dari luar Sikka untuk dijual di Pasar Alok. Namun, khusus tahun ini, mereka membeli langsung di petani lokal.
"Hampir semua pedagang di Pasar Alok ini jual cabai dan tomat itu beli dari petani kita sendiri. Saya biasa datangkan barang dari luar. Saya akui tahun ini, kita tidak datangkan dari luar lagi. Kita langsung bisa beli di
petani lokal yang ada disini," tandas dia.
Karena banyak yang panen, kata Bernadus, saat ini harga tomat mengalami penurunan. Awalnya harga tomat biasa di jual dengan harga Rp10.000-15.000 per kilogram (kg). Namun saat ini kita jual dengan harga Rp 3.000-4.000 per kg.
"Saat ini hampir semua petani di Sikka sedang panen tomat. Kita beli tomat di petani itu harga Rp2.000-2.500 per kg. Kita jual kembali dengan mengambil keuntungan hanya Rp 500-1000," papar Bernadus itu.
Ia mengaku kadang-kadang ketika pembeli menawarkan tomat sampai harga di bawah harga beli dari petani, dirinya tidak bisa mengelak dan terpaksa menuruti karena tomat ini tidak bisa bertahan lama.
"Kita jual saja sesuai kesepakatan dengan pembeli. Berapapun harganya, kita tetap jual. Yang penting tomat ini terjual semua," pasrah Bernadus.
Ditambahkan dia, untuk cabai harganya lagi bagus saat ini. Yang mana cabai besar seharga Rp40.000 per kg, cabai keriting, Rp 30.000 per kg dan kalau cabai rawit kita disini biasa jual pakai per gelas kecil seharga Rp5.000.
"Harga tomat yang anjlok. Tetapi cabai harga bagus. Cabai dan tomat saya jual ini dibeli dari petani lokal," ungkap Bernadus.
Hal senada juga diungkapkan Nong pedagang di Pasar Tingkat Maumere. Ia mengatakan tomat yang saat ini dijualnya adalah tomat lokal. Harga tomat yang dibeli di petani saat ini dengan kisaran Rp2.000-2.5000 per kg. Harga ini juga tergantung kita saling tawar menawar dengan petani. Selain tomat, lanjut Nong, cabai yang di jualnya juga dihasilkan dari petani lokal Sikka.
Nong mengaku senang petani di Sikka bisa memenuhi kebutuhan lokal. Sebab tidak lagi mengeluarkan biaya besar untuk mendatangkan cabai dan tomat dari luar karena saat ini ia bisa membeli langsung di petani lokal. "Warga juga mendapatkan harga yang terjangkau," ujar dia (OL-13)
Baca Juga: Ditolak di Jakarta, Pasir Ilegal Sukses Diturunkan di Bojonegara
APAPTF merupakan federasi yang secara aktif terlibat langsung dengan pemerintah Pakistan, dianggap sebagai perwakilan resmi dari seluruh insan pertanian yang ada di negara tersebut.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Harga cabai merah saat ini hanya berkisar Rp16 ribu per kilogram di sejumlah sentra pasar di Sumut.
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved