Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Sembilan Bulan, DBD Pekanbaru Capai 464 Kasus

Mediaindonesia.com
29/9/2020 23:46
Sembilan Bulan, DBD Pekanbaru Capai 464 Kasus
Nyamuk aedes aegypti.(Ilustrasi )

Dinkes Kota Pekanbaru, mencatat selama periode Januari-September 2020 tercatat sebanyak 464 kasus DBD atau hanya terjadi satu penambahan kasus.

"Jumlah kasus DBD sebanyak 464 kasus itu tersebar di 12 kecamatan seperti di Sukajadi 18 kasus, Senapelan 20 kasus, Pekanbaru Kota 7 kasus, Rumbai Pesisir 22 kasus, Rumbai 29 kasus, Limapuluh 36 kasus, Sail 7 kasus, Bukit Raya 52 kasus, Marpoyan Damai 63 kasus, Tenayan Raya 82 kasus, Tampan 76 kasus dan Payung Sekaki 52 kasus. Total sejak Januari sebanyak 464 Kasus," kata Plh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, Riau  dr Zaini Rizaldy Saragih, di Pekanbaru, Selasa (29/9).

Baca juga: https://mediaindonesia.com/read/detail/277942-musim-hujan-dbd-mulai-muncul-di-kupang

Menurut dia, akumulasi dari sebanyak 464 kasus itu sudah ditangani sedangkan pasien yang meninggal hanya seorang awal tahun 2020 karenanya warga selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Ia mengatakan, pemberantasan DBD berkaitan dengan faktor lingkungan yang sehat dan tidak membuat wadah tergenang air sebagai sarana yang baik bagi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti itu. "Pemberantasan DBD berkaitan dengan persoalan lingkungan, sehingga partisipasi masyarakat menjaga lingkungan sangat diperlukan seperti menata lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak bertelur," katanya.

Diskes juga meminta peran Puskesmas terus dimaksimalkan dan masyarakat diajak supaya ikut membersihkan lingkungan bersama, melakukan gerakan 3M plus.

DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular sedangkan sarana penularan demam berdarah berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. (Ant/OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik