Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Penyalahgunaan Lahan Penyebab Kekeringan di Jatim

Faishol Taselan
18/9/2020 00:44
Penyalahgunaan Lahan Penyebab Kekeringan di Jatim
Alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab kekeringan di musim kemarau.(ANTARA)

PENYALAHGUNAAN fungsi lahan menjadi salah satu penyebab kekeringan kembali berulang terjadi di Jawa Timur (Jatim). Hal ini membuat pihak terkait perlu melakukan penanganan serius, agar saat musim kemarau tidak terjadi kekeringan di Jatim.

"Ini menjadi masalah yang harus dituntaskan, penyalahgunaan lahan  inilah menjadi masalah serius sehingga kekeringan kerap terjadi," kata
Pakar Kebencanaan ITS Surabaya Amin Widodo di Surabaya, kemarin.

Menurutnya, penyalahgunaan fungsi lahan kerap ditemukan di dataran  tinggi di Jatim. Salah satunya di lereng Gunung Penanggungan Mojokerto.

Alih fungsi lahan menjadi permukiman warga, pengembangan tempat wisata, dan  alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian, menyumbang terjadinya bencana kekeringan saat musim kemarau tiba, atau justru banjir saat musim penghujan datang.

Dijelaskan, secara mendasar, kekeringan dipicu oleh penyalahgunaan  lahan yang dapat merusak ekosistem dan fungsi lahan. Namun tidak bisa dipungkiri, jenis tanah berkapur yang memiliki sifat tidak bisa menyerap air juga bisa dikategorikan sebagai penyebab  kekeringan.

"Akibat kedua hal itu, air hujan yang seharusnya diserap tidak bisa terserap, namun justru mengalir ke daerah yang lebih rendah,  mengakibatkan banjir," katanya.

Pemprov Jatim menyebut, kekeringan bisa diantisipasi dengan rencana jangka pendek membuat embung yang berfungsi sebagai tempat penampungan
air saat musim hujan tiba. Air tersebut baru digunakan saat musim kemarau, guna mengantisipasi kelangkaan air akibat kekeringan. â€

"Penggunaan embung akan menjadi sia-sia jika wilayah hutan yang lebih tinggi tidak dilakukan reboisasi terlebih dahulu," katanya. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya