Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
BENCANA kekeringan yang melanda Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai mengkhawatirkan. Sejumlah warga di daerah itu mulai kelaparan dan bertahan hidup dengan terpaksa mengkonsumsi ubi hutan beracun. Seperti dialami oleh warga yang ada di dua dusun yakni dusun Ladubewa dan dusun Watuwa yang berada di Desa Done, Kecamatan Magepanda. Mereka terpaksa mengkonsumsi ubi hutan beracun akibat kekeringan dan gagal panen yang melanda desa itu.
Salah satu warga Dusun Ladubewa, Bernadeta Baro saat ditemui mediaindonesia.com, Kamis (10/9) mengatakan akibat kekeringan dan gagal panen dirinya bersama keluarga lainnya terpaksa mulai masuk hutan untuk mencari ubi beracun sejak bulan terakhir ini untuk dikonsumsi.
"Kami kehabisan beras. Seluruh tanaman yang kami tanam itu gagal panen akibat dari kekeringan. Jadi untuk bisa makan sehari-hari, setiap pagi kami harus pergi ke hutan untuk mencari ubi beracun. Ubi itu diolah menjadi makanan sebagai pengganti beras," papar Bernadeta.
Untuk bisa dikonsumsi, ubi tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan cara dipotong tipis -tipis. Kemudian singkong harus direndam dengan air garam selama satu malam untuk menetralkan racun ubi.
"Sesudah direndam dengan garam semalam, ubi itu dibersihkan lagi dan langsung dijemur. Jika sudah kering, barulah ubi itu diiris tipis-tipis, kemudian dimasak dengan cara dikukus dan kemudian kita konsumsi," tandas dia.
Hal yang sama juga disampaikan Sisilia Laju mengungkapkan sudah sebulan terakhir ini, ia dan puluhan warga lain di Kampung Ladobewa masuk ke hutan di pinggir kampung untuk mencari ubi tersebut. Menurutnya sudah puluhan tahun lamanya warga di dusun tersebut meninggalkan kebiasaan mencari ubi beracun itu. Namun baru tahun ini mereka kembali makan ubi beracun akibat kehabisan pangan karena kekeringan dan gagal panen.
"Ubi ini memang mengandung racun karena warga di sini mengetahui cara mengolahnya, sehingga bisa menghilangkan racunnya. Kami terpaksa olah ubi itu karena stok pangan kami sudah tipis. Kami makan ubi itu sebagai pengganti beras. Ubi yang kami ambil di hutan itu bisa untuk stok pangan selama seminggu," ujar Sisilia Laju.
Salah satu tokoh masyarakat Dusun Ladobewa, Kanisius Garu mengungkapkan sesuai pendataan yang dilakukan pihaknya, saat ini ada 25 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Ladobewa dan 2 KK di Dusun Watuwa mengkonsumsi ubi hutan beracun itu.
baca juga: Tembok Keraton Terbuka untuk Petani
Warga sampai masuk ke hutan untuk mencari ubi beracun itu dikarenakan kebiasaan orang tua zaman dahulu. Ketika mengalami rawan pangan, ubi di hutan adalah pangan cadangan. Pada musim tanam 2019, kebanyakan petani di wilayah RT 10 Dusun Ladobewa merupakan petani lahan kering yang menanam awal Januari. Namun di akhir Maret 2020 hujan telah berhenti.
"Akibat hujan berhenti ini, jagung dan padi yang sementara berbunga menjadi kering. Sampai akhir April mulai hujan lagi, padi dan jagung yang kering sudah gagal panen. Saya lihat persedian makanan berupa jagung dan beras di lumbung setiap rumah yang kami sebut kebo ini sudah menipis sekali. Terpaksa masuk hutan," kata Kanisius Guru. (OL-3)
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Kematian tragis ibu hamil Maria Yunita dan bayinya di Kabupaten Sikka, NTT, memicu kecaman keras dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025.
Sebanyak empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual di balik kasus Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Nangahale di Kecamatan Talibura, Kabupaen Sikka, dilaporkan ke Polda NTT.
SEJAK tanggal 25 Januari 2025 hingga hari ini, publik masih dikejutkan oleh drama tanah HGU Nangahale di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores.
Gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved