Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DINAS Pendidikan dan Kepemudaan (PKO) Kabupaten Sikka menggelar kegiatan belajar tatap muka di sekolah. Hal ini dibuktikan dengan launching KBM di sekolah untuk SD dan SMP oleh Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo di SDI Wairklau, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa (1/9).
Namun pemberlakukan belajar tatap muka di sekolah dinilai sebagai keputusan sepihak Dinas PKO Sikka karena tidak melibatkan kepala sekolah dan orangtua siswa.
Kepala Sekolah SMPKS Maria Kanisia Misir Anselmus Bray mengatakan pihaknya belum bisa memastikan sekolahnya akan memberlakukan belajar tatap muka di sekolah. Pihaknya harus terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan orangtua siswa.
"Kita harus libatkan orangtua di atas 50%. Kita baru mengirim surat pernyataan kepada orangtua, apakah mereka setuju atau tidak diaktifkan belajar tatap muka di sekolah. Mengingat pembukaan sekolah ditengah pandemi cukup berisiko," ujar Anselmus Bray
Ia mengatakan, meskipun surat yang dikirim oleh Dinas PKO Sikka untuk mengaktifkan sekolah, namun apabila sejumlah orangtua tidak setuju maka pihaknya tetap memberlakukan pembelajaran daring.
"Kita tidak dilibatkan. Tiba-tiba surat masuk untuk sekolah berlakukan belajar tatap muka. Seharusnya, sekolah diberi ruang untuk mendengar keputusan orangtua. Selanjutnya pihak sekolah masing-masing melaporkan kepada pihak dinas, apakah bisa atau tidak sekolah diaktifkan untuk belajar tatap muka. Kita pihak sekolah harus diberi ruang untuk sosialisasi terlebih dahulu kepada orangtua siswa," papar dia.
Baca juga: Pemkab Sikka Larang Anak Diantar Ojek ke Sekolah
Anselmus mengaku sampai saat ini pihak Dinas PKO Sikka tidak pernah mengundang kepala-kepala sekolah untuk duduk bersama membicarakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Kita tidak pernah diundang oleh Dinas PKO Sikka untuk duduk bersama. Saya lihat keputusan yang diambil oleh pihak dinas saja. Sekolah kita siap belajar tatap muka namun kita masih menunggu keputusan orangtua," tukas Anselmus.
Salah satu orangtua siswa di salah satu sekolah dasar, Ofridus Krispinus, menuturkan sebelum diberlakukan belajar tatap muka, pihak sekolah harus memastikan standar protokol kesehatan di sekolah masing-masing. Ini perlu disampaikan kepada orangtua siswa tentang standar protokol kesehatan yang ada di sekolah.
Dikatakan dia, pihak sekolah dan penyelenggaraan pendidikan harus memastikan terlebih dahulu dan akan ada perbedaan perilaku antara anak SD, SMP juga SMA.
"Perilaku anak ini bisa tidak sesuaikan dengan protokol kesehatan yang ada di sekolah. Apakah pihak sekolah dan pemerintah bisa menjamin anak itu disiplin mengikuti protokol kesehatan atau tidak. Kalau tidak ada jaminan, jangan jadikan anak-anak kami sebagai kelinci percobaan," papar dia.
Ia mengaku sampai saat ini belum ada pertemuan dari pihak sekolah bersama orangtua terkait pembelajaran tatap muka.
"Sebagai orangtua kita sangat khawatir dengan diberlakukan pembelajaran tatap muka karena sampai saat ini belum ada sosialisasi dari pihak sekolah kepada orangtua terutama memastikan standar protokol kesehatan di sekolah," ungkap Krispinus.
Hal yang sama juga disampaikan oleh orangtua siswa Doni Ngari, pendidikan ini sangat penting. Namun dengan situasi pandemi covid-19 ini adalah tantangan karena ada sebuah aturan, sebelum anak kita bergabung kembali ke sekolah, pihak orangtua diberikan beban untuk menandatangani surat pernyataan.
"Kita orangtua siswa disuruh tanda tangan. Ini artinya, pemerintah mencari keselamatan diri dan sekolah mencari aman. Saya menentang dengan diaktifkan kembali sekolah. Tapi karena anak mau sekolah, mau tidak mau, suka tidak suka harus tanda tangan surat itu," papar Doni Ngari
Ia juga mengaku sampai saat ini pihak sekolah tidak mengundang atau menyosialisasikan protokol kesehatan di sekolah kepada orangtua ketika sekolah diaktifkan pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Kita juga heran sekali. Tiba-tiba Dinas PKO Sikka berlakukan pembelajaran tatap muka. Kapan sekolah undang orangtua untuk bicarakan. Kita hanya suruh tanda tangan saja. Kita sebagai orangtua tidak pernah tahu seperti apa protokol kesehatan diterapkan di sekolah," terang Doni.
Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo meminta para guru dan kepala sekolah tingkat SD dan SMP agar mengawasi anak-anak secara ketat dan tidak boleh lengah.
Bupati meminta Satgas Covid-19 Sikka agar terus melakukan monitoring dan pengawasan di seluruh sekolah.
"Saya minta Satgas Covid-19 Sikka perketat pengawasan di sekolah terutama jalannya KBM sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19," pungkas Bupati Sikka.(OL-5)
Banyak sekolah, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), masih menghadapi kendala dalam memaksimalkan penggunaan Chromebook.
Hari ini menandai dimulainya secara resmi kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved