Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Cari Sinyal Telepon Warga Dusun Glak Rela Panjat Pohon

Gabriel Langga
25/8/2020 21:00
Cari Sinyal Telepon Warga Dusun Glak Rela Panjat Pohon
Warga Dusun Glak, Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, NTT harus memanjat pohon agar mendapat sinyal telepon seluler.(MI/Gabriek Langga)

JANGAN membayangkan merdeka belajar dengan memanfaatkan internet, sebab jaringan seluler belum tersebar merata ke semua wilayah di Indonesia. Soal kecepatan 3G atau 4G jangan berharap banyak, dapat 2G saja di Dusun Glak, Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sudah bersyukur.

Warga setempat jika hendak menelpon keluarga yang berada di luar daerah atau di Kota Maumere, warga Dusun Glak yang ditempati 240 KK ini harus memanjat pohon dengan ketinggian sekitar 12 meter agar bisa mendapatkan sinyal.

Salah satu warga Dusun Glak, Fransiskus Sensus kepada mediaindonesia.com, Selasa (25/8) mengatakan untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga di luar dusun harus memanjat pohon agar bisa mendapatkan sinyal. Mengingat sampai saat ini Dusun Glak belum terpasang tower komunikasi.

"Kalau kita ingin menelepon dengan sanak keluarga kita harus memanjat pohon. Karena di atas pohon itu ada sinyal. Hanya diatas pohon yang ada sinyal. Saya biasa memanjat pohon tingginya kira-kira 12-15 meter," ujar Fransiskus.

Telepon genggam yang biasa dipakai di sini, ungkap Fransiskus, yang bisa digunakan hanya handphone jadul. Untuk telepon genggam android, apalagi smartphone tidak bakalan menemukan sinyal.

"Kita gunakan handphone Nokia. Kalau disini bilang Nokia senter yang tidak bisa digunakan untuk internet itu. Jika sudah di atas pohon belum tentu juga ada sinyal. Jadi kita harus berpindah-pindah dalam satu pohon. Jika sudah dapat sinyal, maka mulai menelepon untuk berbicara dengan menghidupkan
pengeras suara yang ada di handphone. Kadang, lagi asyik telepon tiba-tiba sambungan terputus karena sinyal hilang," papar Fransiskus.

Fransiskus mengaku tidak semua warga disini memiliki handphone. Jika ada warga lain ingin menelepon keluarganya, pasti pinjam di warga yang memiliki handphone. Setelah mereka pinjam handphone, tentunya agar bisa menelepon mereka harus bisa memanjat pohon karena di atas pohon baru ada sinyal.

"Kalau ingin beli pulsa handphone, kita harus turun ke Kecamatan Waigete karena di sana ada jual pulsa. Sementara disini tidak ada warga yang jual pulsa. Jadi kalau kita telepon, kita langsung minta keluarga untuk mengirim pulsa," tandas dia.

Selain kesulitan sinyal, jelas dia, Dusun Glak juga tidak ada jaringan listrik PLN. Jadi kalau mau menelpon keluarga harus siang hari. Kalau malam hari pasti gelap karena disini tidak ada listrik. "Untuk mengisi daya handphone kita juga harus ke desa tetangga," pungkas Fransiskus. (OL-13)

Baca Juga: Kapasitas Isolasi di Jakarta Tersisa 36%, ICU Tersisa 29%



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik