Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Menebar Toleransi di Kalimantan lewat Tulisan

Surya Sriyanti
12/8/2020 08:00
Menebar Toleransi di Kalimantan lewat Tulisan
Reporter Media Indonesia, Surya Sriyanti(Dok. Pribadi)

RUMAH betang dan keberagaman dalam masyarakat Dayak. Tema itulah yang akan diangkat Surya Sriyanti dalam tulisan dan laporannya untuk menggambarkan bahwa leluhur bangsa ini hidup toleran sejak baheula.

Reporter Media Indonesia itu menjadi salah satu dari 10 penerima story grant liputan yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) dan Internews di wilayah Kalimantan. Sembilan reporter lain juga menampilkan liputan yang juga bakal menggugah.

Di antaranya, Hafiz Ramadhani dari Banjarmasin yang mengangkat soal masyarakat adat tuntut pengakuan agama Kaharingan.

Ke-10 proposal terpilih setelah Sejuk menggelar workshop dan story grant secara daring dengan tema Merawat toleransi di Pulau Borneo pada 4-7 Agustus. “Sebanyak 15 jurnalis dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara berpartisipasi pada kegiatan itu,” kata Sri Wahyuni Fatmawati Pulungan, Pemimpin Redaksi Sejuk.org.

Mentor dalam kegiatan itu ialah Sri Wahyuni Fatmawati Pulungan, Ahmad Junaidi, Direktur Sejuk dan Budhi Kurniawan, produser Kompas TV. Setiap proposal terpilih mendapat story grant sebesar Rp7 juta.

Surya Sriyanti yang akrab dipanggil Yanti mengaku untuk pertama kali mengikuti kegiatan yang digelar Sejuk.

“Saya jadi tahu mengevaluasi dan membandingkan bahwa ada yang salah dari apa yang sudah saya lakukan sepanjang menjadi jurnalis,” ujar Yanti.

“Jurnalisme dalam keberagaman harus terus dikembangkan, termasuk di Kalimantan. Banyak peristiwa dan kasus yang ditemukan di lapangan yang membutuhkan keberpihakan demi menjaga keberagaman,” tandasnya.

Jurnalis lain, Asheanty Wildaningsih Pahlevi, menyatakan toleransi bukan sekadar membiarkan tetangga dan orang di sekitar memeluk agama yang berbeda. Lebih dari itu, toleransi harus ditarik sebagai pemihakan kepada kaum yang terpinggirkan, termarginalkan.

“Negara harus bertanggung jawab untuk memenuhi hak-hak semua warga negara, termasuk kelompok minoritas,” tandasnya. (SS/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya