PADA umumnya satuan pendidikan di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara mengadakan tabungan secara konvensional dengan menyetor uang tabungan lewat guru atau wali kelas. Kini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggulirkan program OSOA atau One Student One Account. Progam OSOA bertujuan untuk mendorong kepemilikan rekening tabungan oleh seluruh pelajar Indonesia secara efektif. Dan diharapkan para pelajar memiliki rekening tabungan sendiri untuk melatih kebiasaan menabung sejak dini. Program ini juga untuk mendukung Gerakan Indonesia Menabung.
"Dengan adanya Gerakan Indonesia Menabung melalui program OSOA di Tebing Tinggi, maka jajaran dinas pendidikan dan kepala sekolah harus mendukung gerakan itu secara maksimal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, Pardamean Siregar saat membuka forum kelompok diskusi simpanan pelajar daam program OSOA, sekaligus pencanangan Hari Menabung Kota Tebing Tinggi, Selasa (28/7).
Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi menyambut baik prgram OSOA ini dan akan diproses saat sekolah menggelar proses belajar tatap muka. Bagi pelajar yang sudah menabung secara konvensional tetap harus dilanjutkan.
"Gerakan menabung ini adalah bagaimana kita mengajarkan anak mengatur keuangannya dengan baik. Berhemat dan tidak menggunakan uang semaunya saja", kata Umar.
Bank Indonesia yang diwakili Kepala Group SP-Pur dan Layanan Administrasi Andiwiana Septonarwanto mendukung program OSOA yang dicanangkan oleh Pemkot Tebing Tinggi.
"Hal ini merupakan gebrakan untuk para siswa agar mengenal mengenai jasa keuangan. Kita ketahui bahwa pemahaman jasa keuangan masih relatif rendah di masyarakat Indonesia termasuk Kota Tebing Tinggi sehingga gerakan ini perlu mendapat dukungan semua pihak", kata Andiwiana.
baca juga: Tren Bersepeda Dikhawatirkan Picu Klaster Baru di Medan
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala OJK Regional V Sumbagut melalui Deputi Direktur Managemen Strategis dan Kemitraan Pemerintah Daerah Andi Muhammad Yusuf. Program OSOA sangat baik dalam rangka meningkatkan literasi keuangan khususnya bagi pelajar.
"Secara nasional jumlah pelajar ada 52 juta, hal ini merupakan potensi yang sangat besar untuk meningkatkan literasi keuangan. Termasuk juga meningkatkan inklusi keuangan kita", ungkapnya. (OL-3)